Definisi Fatty Liver, NAFLD, NASH
Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) mengacu pada spektrum yang lebar dari penyakit hati mulai dari fatty liver sederhana (steatosis), sampai ke nonalcoholic steatohepatitis (NASH), dan cirrhosis (irreversible, advanced scarring of the liver). Semua tingkat dari NAFLD mempunyai bersama-sama akumulasi dari fat (fatty infiltration) kedalam sel-sel hati (hepatocytes). Pada NASH, akumulasi fat dihubungkan dengan derajat yang bervariasi dari peradangan (hepatitis) dan luka parut (fibrosis) dari hati.
Istilah nonalchoholic dipakai karena NAFLD dan NASH terjadi pada individu-individu yang tidak mengkonsumsi jumlah alkohol berlebihan. Bagaimanapun pada banyak aspek, gambaran histologik dari NAFLD (ketika kita lihat bagian biopsi dari hati dibawah mikroskop) adalah sama dengan apa yang dapat dilihat pada penyakit hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan. Seperti apa yang kita lihat, bagaimanapun, kenyataan-kenyataan klinis pada NAFLD dan NASH sangat berbeda dari pada yang berpenyakit alcoholic liver disease (ALD).
Spektrum NAFLD
Spektrum NAFLD diperkirakan memulai dan berkembang dari tingkat yang paling sederhana yang disebut simple fatty liver (steatosis). Jadi fatty liver adalah kelainan permulaan didalam spektrum NAFLD. Simple fatty liver hanya menyangkut akumulasi dari lemak/fat didalam sel-sel hati tanpa peradangan atau luka parut (scarring). Fat/lemak sesungguhnya terdiri dari tipe lemak khusus (triglyceride) yang berakumulasi pada kantong yang kecil didalam sel-sel hati. Akumulasi dari lemak didalam sel-sel hati tidak sama dengan sel-sel lemak (adipocytes) yang membentuk lemak tubuh kita. Fatty liver adalah kondisi yang tidak berbahaya, yang berarti dia sendiri tidak akan menyebabkan kerusakan hati yang signifikan.
Tingkat berikut dan derajat keparahannya dalam spektrum NAFLD adalah NASH. Beruntung hanya sebagian kecil dari pasien dengan simple fatty liver yang berkembang menjadi NASH. Seperti yang sudah disinggung, NASH melibatkan akumulasi dari lemak didalam sel-sel hati dan juga peradangan hati. Sel-sel yang meradang dapat menghancurkan sel-sel hati (hepatocellular necrosis). Dalam istilah "steatohepatitis" dan "steatonecrosis", steato mengacu pada fatty infiltration, hepatitis mengacu pada peradangan didalam hati, dan necrosis mengacu pada sel-sel hati yang rusak. Bukti kuat menunjukan bahwa NASH, berlawanan dengan simple fatty liver, bukanlah suatu kondisi yang tidak berbahaya. Ini berarti bahwa NASH pada akhirnya dapat menjurus ke luka parut dari hati (fibrosis) dan kemudian luka parut yang berlanjut yang tidak dapat dikembalikan kesemula (sirosis). Sirosis yang disebabkan oleh NASH adalah tingkat terakhir dan yang paling buruk dalam spektrum NAFLD.
Tetap banyak yang masih belum diketahui tentang NASH dan NAFLD. Sebagai contoh, seperti yang didiskusikan dibawah, kemajuan dari setiap tingkat berbeda dari NAFLD tidak dimengerti betul. Lagipula bahkan spesialis-spesialis hati masih belum sepakat atas definisi mikroskopik yang tepat dari NASH. Walaupun demikian, individu-individu yang mengembangkan satu dari tiga tingkat NAFLD (fatty liver, NASH, atau cirrhosis) berbagi faktor-faktor risiko yang umum. Oleh sebab itu fatty liver dan NASH dijelaskan dalam artikel ini sebagai bagian dari spektrum NAFLD. Ingat, NAFLD dirujukan dengan spektrum keseluruhan dimulai dengan dengan fatty liver, berlanjut ke NASH dan berakhir dengan sirosis. NASH adalah tingkat dari spektrum yang melibatkan akumulasi lemak (steatosis), peradangan (hepatitis) dan scarring (fibrosis) didalam hati.
Penyebab Lain Akumulasi Lemak di Hati
Banyak penyebab-penyebab lain dari akumulasi lemak di hati selain NAFLD. Bagaimanapun, NAFLD dan NASH dianggap sebagai penyakit fatty liver utama. Penyakit fatty liver sekunder adalah termasuk yang terjadi pada tipe-tipe penyakit hati lainnya. Jadi, alcoholic liver disease (ALD) adalah penyakit fatty liver sekunder yang paling sering. Fatty liver sekunder dapat juga terjadi pada hepatitis B kronis (HBV), hepatitis C kronis (HCV) dan hepatitis autoimmune kronis (AIH) dan Wilson's disease. Pada AIH, sistim pertahanan immune tubuh menyerang dengan keliru organ hatinya sendiri. Pada penyakit Wilson, suatu akumulasi dari tembaga melukai hati. Pada semua penyakit fatty liver sekunder ini, fatty liver dihubungkan dengan kelainan-kelainan lain dari hati terpisah dari NASH dan diperkirakan adalah hasil dari sel-sel hati yang luka.
Tipe lain dari fatty liver sekunder (secondary) tidak berhubungan dengan penyakit-penyakit spesifik hati lainnya. Pada kasus-kasus ini, akumulasi dari lemak hati disebabkan oleh gangguan dalam pemrosesan (metabolisme) lemak (lipid) didalam tubuh daripada luka langsung pada sel-sel hati. Penyebab-penyebab tersebut termasuk obat-obatan tertentu (seperti prednisone), beberapa operasi gastrointestinal (bariatric surgery) untuk obesitas, malnutrisi, dan kerusakan genetik protein-protein yang memproses (metabolis) lemak-lemak (lipid). Seperti digambarkan dibawah ini, semua penyebab-penyebab seunder dari penyakit fatty liver harus dikeluarkan dari kemungkinan sebelum mencoba untuk menentukan diagnosis-diagnosis dari NAFLD. Inilah sebabnya mengapa NAFLD dianggap sebagai suatu diagnosis dari pengecualian.
Pengetahuan Tentang NAFLD dan NASH
Spesialis-spesialis hati (hepatologists) sebenarnya sudah mengenal apa yang disebut NAFLD pada tahun 70an, tapi pada waktu itu digambarkan dengan nama-nama lain. Pada tahun 1980, Dr. J. Ludwig dari the Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, membuat suatu pengamatan yang cerdik. Dia mencatat bahwa individu-individu tertentu yang berbagi sifat-sifat umum (obesitas, diabetes, dan kolesterol tinggi) mempunyai penyakit hati yang hampir menyerupai alcoholic liver disease (ALD). Namun pasien-pasien ini tidak meminum alkohol apapun juga. Jadi Dr. Ludwig adalah yang pertama menciptakan istilah nonalcoholic steatohepatitis (NASH). Untuk beberapa tahun, bagaimanapun, NASH diperkirakan oleh banyak dokter-dokter sebagai keadaan yang sama sekali tidak membahayakan. Atau itu dianggap sebagai pengikut tidak bersalah yang dihubungkan dengan penyakit-penyakit hati lainnya (terutama hepatitis-hepatitis virus). Faktanya, selama tahun-tahun itu, simple fatty liver (steatosis) dan NASH dianggap sebagai proses-proses yang sama.
Penemuan dari hepatitis C virus (HCV) memainkan suatu peran yang kebetulan dalam pengenalan klinis dari NASH secara signifikan. Sampai dengan tahun 1990, individu-individu yang mempunyai hepatitis dengan tanda-tanda yang sama dengan yang dari virus hepatitis A atau B (tapi dengan pemeriksaan darah yang negatif untuk kedua-duanya) disebutkan mempunyai hepatitis virus non-A-non-B. Kemudian, pada tahun 1990 hepatitis Virus C ditemukan. Dalam tahun-tahun berikutnya, cara-cara bagaimana HCV disebarkan (transfusi darah dan penggunaan obat-obatan intravenous) dan efeknya pada hati, ditemukan. Ternyata suatu mayoritas besar dari kasus-kasus hepatitis virus non-A-non-B sebenarnya disebabkan oleh HCV. Namun tersisa beberapa individu yang tesnya negatif untuk HCV dan juga tipe-tipe penyakit hati lainnya. Hanya saja kemudian peneliti-peneliti sadar bahwa untuk banyak dari individu-individu ini, NASH adalah tertuduhnya (pelakunya). Kesadaran ini kemudian menuju ke suatu penelitian dan minat yang membingungkan yang menyangkut NASH dan kepada pengertian bahwa itu bukanlah suatu kondisi yang tidak berbahaya.
Studi-studi klinis dan penelitian dasar atas NAFLD masih dalam tahap permulaan dibandingkan dengan penyakit-penyakit hati umumn lainnya, seperti ALD dan HCV. Sebagai hasilnya, kita tetap mempunyai suatu pengertian yang tidak lengkap dari sejarah alamiah dari NAFLD. Lebih-lebih lagi kita tidak tahu banyak tentang proses yang bertanggung jawab untuk kemajuan dari simple fatty liver ke NASH dan dari NASH ke sirosis.
Berapa Umum NAFLD dan NASH dan Siapa Berisiko ?
Spektrum NAFLD mungkin adalah penyakit hati yang paling umum di Amerika. Walaupun informasi yang tepat tentang angka dari kasus-kasus NAFLD dan NASH terbatas, perkiraan-perkiraan sudah dibuat. Lebih lagi, informasi tersedia atas individu-individu mana saja yang berisiko mengembangkan NAFLD dan NASH.
Terbatasnya Informasi Tentang Angka Kasus
Sampai saat ini , tidak tersedia data atas insidensi (angka dari kasus-kasus baru per tahun) dari NAFLD dan NASH di Amerika atau tempat lain di dunia untuk urusan itu. Untuk menentukan insidensi dari penyakit ini, studi-studi jangka panjang pada populasi yang berisiko diperlukan. Koleksi data demikian baru saja dimulai pada beberapa pusat-pusat medis.
Bagaimanapun kita mempunyai data prevalensi (angka dari kasus-kasus yang diobservasi pada satu waktu) dari NAFLD dan NASH dari pilihan khusus dari populasi yang berisiko. Oleh karena itu mengetahui siapa-siapa saja yang berisiko adalah penting. Dalam hal ini, sejumlah besar bukti-bukti mendukung konsep yang menyatakan bahwa NAFLD berhubungan dengan suatu kondsi yang disebut insulin resistance (resistensi insulin), yang dijelaskan lebih terperinci dibawah ini. Adalah memadai untuk mengatakan pada titik ini bahwa diabetes mellitus type 2 (DM2) dan, sebagai tambahann, terutama kondisi berat badan berlebihan dan obesitas adalah corak-corak dari resistensi insulin yang paling dikenal.
BMI dan Hubungannya Dengan NAFLD dan NASH
Seperti diindikasikan, obesitas dihubungkan erat dengan NAFLD. Oleh karenanya, untuk memahami frekwensi NAFLD dan NASH dan dampak dari obesitas pada NAFLD didalam populasi, seseorang harus mengerti bagaimana obesitas didefinisikan. Suatu perhitungan dari body mass index (BMI) adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk menentukan derajat dari obesitas.
BMI dihitung dengan membagi berat seseorang dalam kilogram dengan tingginya dalam kudrat meter (kg/m2). Pada orang dewasa, berat normal didefinisikan sebagai BMI antara 20 dan 25, kelebihan berat dari 25 ke 30, obesitas dari 30 ke 35, obesitas yang signifikan dari 35 ke 40, obesitas yang tidak wajar dari 40 ke 45, super obesitas dari 45 ke 50, dan obesitas super tidak wajar lebih besar dari 50.
Batasan-batasan normal yang telah ditentukan untuk BMI dan garis lingkar pinggang adalah tidak didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan penampilan. Lebih banyak mereka didasarkan pada risiko yang signifikan dari mengembangkan komplikasi-komplikasi yang disebabkan oleh kelebihan berat badan (keadaan tidak sehat yang berhubungan dengan BMI), seperti penyakit jantung koroner dan diabetes. Pada anak-anak, bagaimanapun, batasan normal dari BMI bervariasi menurut umur dan kelamin (gender). Lebih jauh, sampai dengan umur 16, batasan-batasan atas untuk BMI normal adalah lebih rendah dari 25. Oleh karena itu, pada anak-anak, derajat kelebihan berat badan seringkali dinyatakan sebagai persentasi dari berat badan yang ideal.
Angka Kira-kira Kasus NAFLD dan NASH
Seperti yang diharapkan, primary NAFLD pada dasarnya diamati di negara-negara berkembang. Pada masyarakat-masyarakat ini, gaya hidup menetap dan diet yang tinggi dari kalori, gula dan lemak menuju ke DM2 dan obesitas.
Jadi, dinegara-negara berkembang, prevalensi keseluruhan dari NAFLD didalam populasi diperkirakan adalah 20%, dan dari NASH 3%. Prevalensi dari tiap-tiap diperkirakan jauh lebih tinggi pada orang-orang dengan obesitas dan diabetes. Penyebab dari perkiraan ini adalah bahwa diatas 55% dari pasien-pasien dengan NASH menderita DM2 dan 95% adalah obesitas. Jadi, prevalensi dari simple fatty liver pada orang-orang obesitas dapat diperkirakan hampir 90% dan yang dari NASH pada orang-orang obesitas 20%. NASH adalah suatu penyakit khas dari wanita-wanita setengah umur dengan kelebihan berat badan dengan pendistribusian lemak sebagian besar di perut (abdomen). Bagaimanapun, ada laporan-laporan yang meningkat dari NASH yang berhubungan denga obesitas pada pria dan bahkan pada populasi anak-anak.
Cara lain untuk mendapat angka perkiraan adalah mempelajari hubungan anatra BMI dan enzim-enzim hati (serum transaminases) yang meningkat (elevated liver enzymes). Jadi anda lihat, peningkatan transaminases dapat disebabkan oleh NAFLD pada individu-individu dengan obesitas. Oleh karenanya, dibandingkan pada normal BMI yang kurang dari atau sama dengan 25, risiko untuk mendapatkan peningkatan transaminases untuk pria adalah kurang lebih 2 kali lebih besar untuk suatu BMI dari 25-30, 4 kali lebih besar untuk suatu BMI dari 30-35, 5 kali lebih besar untuk suatu BMI dari 35-40, and 6 kali lebih besar untuk suatu BMI lebih besar dari 40.
Pada dasarnya adalah bahwa pada saat ini, NAFLD adalah penyakit hati yang paling prevalent (umum) di Amerika, merepresentasikan suatu perkiraan 24% dari kasus-kasus penyakit hati.
Penyebab-Penyebab NAFLD dan NASH
Penyebab yang tepat dari NASH masih tidak diketahui. Bukti-bukti kuat, bagaimanapun, mendukung konsep bahwa proses yang umum pada semua tingkat dari penyakit primary fatty liver (NAFLD) adalah resistensi insulin. Sejumlah faktor-faktor lain mungkin juga terlibat dalm menyebabkan NAFLD dan NASH dan dalam kelanjutan melalui tingkat-tingkat dari NAFLD.
Resistensi Insulin dan Hubungannya pada NAFLD
Resistensi insulin (Insulin resistance) adalah suatu keadaan dimana suatu jalan normal yang memberi signal yang mengantar pesan-pesan biokimia antara insulin dan sel-sel targetnya terganggu. Sebagai hasilnya, insulin tidak menggunakan efek-efek normal atau penuhnya. Dengan kata lain, tubuh menjadi resisten terhadap efek-efek dari insulin.
Apa yang dikerjakan insulin secara normal ? Pankreas mengeluarkan jumlah yang bervariasi dari insulin sepanjang hari sebagai jawaban atas makanan. Insulin bekerja untuk memelihara gula darah (glucose) pada tingkat-tingkat normal. Jadi, insulin mencegah gula darah menjadi terlalu tinggi. Jika insulin tidak bekerja dengan cara ini, gula darah tinggi dan diabetes akan terjadi. Insulin adalah suatu hormon yang bertindak atas reseptor-reseptor dari sel-sel untuk memicu reaksi-reaksi biokimia yang kompleks yang mengontrol gula darah. Sel-sel yang ditargetkan oleh insulin terutama adalah sel-sel lemak (adipocytes), sel-sel otot (striated myocytes), dan sel-sel hati (hepatocytes).
Pada resistensi insulin, suatu kerusakan pada reseptor-reseptor ini menyebabkan insulin menjadi kurang efektif dari yang seharusnya secara normal. Jadi, pankreas harus memproduksi lebih banyak insulin daripada normal agar supaya dapat memelihara tingkat gula darah normal. Awalnya dalam proses ini, tingkat-tingkat insulin yang meningkat mencukupi untuk memelihara darah darah normal. Pada pasien-pasien ini, bagaimanapun, walaupun gula darahnya normal, kondisi dari kelebihan berat tubuh atau obesitas adalah tetap sebagai petunjuk-petunjuk bahwa mereka adalah resistensi insulin. Pada titik waktu ini, hanya tes-tes darah yang canggih (seperti tes euglycemic clamp ) dapat mendeteksi resistensi insulin pada tingkat biokimia.
Ketika resistensi insulin berkembang, bahkan tingkat-tingkat insulin yang sangat tinggi menjadi tidak efektif. Derajat dari resistensi insulin ini menjurus ke gula darah yang meningkat dan diabetes mellitus type 2 (DM2). DM2 umumnya diatur oleh diet, olahraga, dan obat-obatan yang meningkatkan kepekaan insulin (lawan dari resistensi insulin). Jika proses melaju tanpa dikendalikan, bagaimanapun, pankreas tidak dapat lagi mengeluarkan insulin. Kemudian, pasien memerlukan suntikan-suntikan insulin, kondisi mana yang ditunjuk sebagai ketergantungan insulin DM2 (insulin-dependent DM2). Resistensi insulin dan DM2 adalah sangat berbeda dari diabetes mellitus type 1 (DM1), yang mana disebut juga juvenile-onset diabetes. Pada DM1, suatu kerusakan pada pengeluaran insulin terjadi pada awal kehidupan dan memerlukan perawatan dengan insulin yang segera dan terus menerus.
Resistensi insulin dapat juga timbul ke permukaan pada awal kehidupan ketika itu disebabkan oleh kelainan-kelainan genetik sejak kelahiran pada reseptor-reseptor insulin. Jauh lebih sering, bagaimanapun, seperti digambarkan diatas, itu menjadi bukti suatu ketika nanti sebagai hasil dari obesitas yang diperoleh. Suatu gaya hidup yang menetap dan diet yang kaya karbohidrat, gula-gula, dan lemak-lemak juga memajukan resistensi insulin. Tambahan lagi, derajat dari resistensi insulin meningkat dengan BMI yang lebih besar dan lemak perut (abdominal fat), itu sama dengan pinggang yang besar. Lemak-lemak yang tinggi (LDL cholesterol and triglycerides) juga dihubungkan dengan resistensi insulin.
Resistensi insulin menjurus ke perubahab-perubahan dalam proses (metabolisme) dari gula (glucose) dan lemak (lipid) didalam hati, otot-otot, dan sel-sel lemak (adipocytes). Sebagai hasil dari perubahan-perubahan ini adalah suatu pengambilan yang meningkat (infiltrasi dan akumulasi) dari lemak triglyceride kedalam sel-sel hati. Triglycerides diserap dari diet dan juga disalurkan dari lemak perut (abdominal fat) dan otot-otot sekelilingnya. Jumlah yang besar dari lemak triglyceride ini kemudian disimpan didalam kantung kecil atau tiny sacs (vesicles) didalam sel-sel hati.
Jadi inilah bagaimana suatu fatty liver berkembang. Sesungguhnya, itu sudah ditunjukkan bahwa seiring meningkatnya BMI, begitu juga dengan jumlah lemak didalam hati.
Hubungan Resistensi Insulin Dengan NASH
Hampir semua pasien dengan NASH adalah resistensi insulin pada beberapa tingkatan. Bagaimanapun, hanya sebagian kecil dari pasien resisten insulin mengembangkan NASH. Ketika suatu peningkatan jumlah lemak didalam hati dapat dengan sendirinya menjurus ke peradangan, tidak ada bukti menyarankan bahwa resistensi insulin sendirian dapat menjurus ke NASH.
Gejala-Gejala dari NAFLD dan NASH
Gejala-gejala dari NAFLD dan NASH adalah sama. Mereka sangat lemah (tidak dramatis) dan tidak spesifik (dapat juga diamati pada penyakit-penyakit lainnya). Mereka dapat terjadi pada umur dewasa, pada anak-anak, umumnya timbul setelah berumur 1o tahun. Sesungguhnya, kebanyakan pasien tidak mempunyai gejala-gejala. Namun mereka mungkin mengalami sekali-kali sakit abdomen (perut) yang samar pada kwadran kanan atas (dibawah sangkar rusuk pada sisi kanan). Nyeri ini secara karakteristik tumpul dan sakit, tanpa suatu pola kejadian yang dapat diprediksikan. Itu bukan suatu nyeri yang hebat, tiba-tiba, dan sangat sakit, seperti yang dapat terjadi dengan, misalnya, batu empedu. Sakit abdomen pada NAFLD dan NASH diperkirakan disebabkan oleh peregangan dari lapisan hati atau liver covering (capsule) ketika hati membesar dan/atau ketika ada peradangan didalam hati.
Berlawanan dengan ALD, HBV, and HCV, gejala-gejala dari gagal hati (disebabkan oleh hepatitis berat) yang berat, akut tidak teramati pada NAFLD atau NASH. Gejala-gejala dan tanda-tanda dari gagal hati termasuk kulit yang menguning (jaundice), kelelehan yang berat, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan kebingungan.
Tanda-tanda klasik dari resistensi mendominasi tes fisik pada NAFLD dan NASH. Seperti yang disebut diatas, obesitas (terutama obesitas perut) adalah penemuan yang paling sering. Sebagai tambahan, pasien-pasien dengan DM2 yang sudah berjalan lama mungkin mempunyai komplikasi-komplikasi dari diabetes, seperti retinopathy (pembuluh-pembuluh abnormal didalam mata), gagal ginjal (renal failure), dan penyakit jantung koroner. Tekanan darah tinggi (hypertension) adalah seringkali.
Acanthosis nigricans, suatu pewarnaan gelap dari kulit dari ketiak-ketiak dan leher, dapat sebagai suatu tanda dari resistensi insulin dan sering diamati pada anak-anak dengan NASH. Ketika hati diraba (dirasakan oleh dokter), umumnya itu diraskan normal. Bagaimanapun, ketika sejumlah besar sekali dari lemak akumulasi didalam hati, itu dapat menjadi sanagt besar dengan suatu sudut yang lunak dan membulat, yang dapat dengan mudah dirasakan oleh dokter.
Tingkatan sirosis dari NAFLD umumnya terjadi belakangan dalam kehidupan (umur 50 sampai 60 tahun), diperkirakan sesudah banyak tahun-tahun dari NASH. Seringkali pada tingkatan ini, pasien-pasien mempunyai DM2 yang tergantung insulin. (Dengan ALD atau HBV, berlawanan dengannya, sirosis kadang-kadang dapat berkembang pada suatu periode waktu yang singkat dan, oleh karenanya, terjadi pada awal kehidupan.) Pasien-pasien NASH dengan sirosis dapat tanpa gejala-gejala (asymptomatic) jika terdiagnosis lebih dini . Bagaimanapun, mereka dapat mempunyai tanda-tanda khas dari sirosis yang terkompensasi atau yang tidak terkompensasi (decompensated cirrhosis).
Tanda-tanda dari sirosis yang terkompensasi termasuk suatu hati yang membesar dan mengeras, pembuluh-pembuluh yang kecil, menyerupai bentuk bintang (spider angiomata) pada kulit dari batang tubuh atas, bisul-bisul kecil yang kemerahan diatas telapak-telapak (palmar erythema), kuku-kuku yang memutih, rambut tipis yang seperti sutra, kehilangan bulu-bulu tubuh, vena-vena yang menonjol pada perut (abdominal collateral veins), menstruasi tidak teratur atau tidak hadir pada wanita-wanita sebelum menopause, dan testes kecil dan membesar, kadang-kadang nyeri dada pada pria (gynecomastia). Tanda-tanda dari sirosis yang tidak terkompensasi (decompensated cirrhosis) termasuk seluruh yang diatas kecuali mungkin hati bisa menciut dan mungkin bengkak di kaki (edema), akumulasi cairan di perut (ascites), perdarahan dari vena-vena di esophagus (varices), dan kebingungan mental (hepatic encephalopathy).
Fatty liver juga digambarkan dalam beberapa gejala-gejala medis (pengelompokan dari kelainan-kelainan). Sebagai contoh, fatty liver terjadi pada gejala polycystic ovarian, dimana polycystic ovaries dihubungkan dengan obesitas, rambut yang berlebihan (hirsutism), dan resistensi insulin. Gejala-gejala lipodystrophy sejak lahir, yang merupakan kelainan yang jarang dimana lemak pada batang tubuh dan extrimitas-extrimitas bergeser ke perut, adalah juga berhubungan dengan suatu fatty liver yang membesar.
Komplikasi-Komplikasi dari NASH
Komplikasi-komplikasi dari NASH termasuk sirosis (juga dipertimbangkan sebagai tingkatan akhir dari NAFLD) dan kanker hati utama atau primary liver cancer (hepatocellular carcinoma, HCC).
Risiko dari pengembangan sirosis pada pasien dengan NASH masih ragu-ragu dan bervariasi mungkin dari 8% ke 15%. Hingga kini, sangat sedikit studi-studi yang memonitor pasien-pasien melalui suatu periode waktu yang cukup untuk mendokumentasi secara benar kemajuan-kemajuan dari NASH ke Sirosis. Ada bukti tidak langsung, bagaimanapun, bahwa NASH dapat menjurus ke sirosis. Sebagai contoh, pada beberapa pasien, pada waktu diagnosis awal dari NASH yang dibuat melalui biopsi hati, sirosis telah hadir, bersama dengan tanda-tanda yang umum dari NASH.
Meskipun begitu, adalah sangat penting untuk mengerti bahwa didalam banyak hal ketika sirosis berkembang, infiltrasi lemak (fatty infiltration) menghilang (regresses) bersama dengan peradangan. Sirosis pada NASH dengan kehilangan lemak dan peradangan dirujuk sebagai sirosis yang terbakar habis ( burned-out cirrhosis). Situasi ini dapat berasal dari berkurangnya lemak yang datang pada hati melalui vena portal (pembuluh yang membawa darah dari usus halus/intestines ke hati). Sebagai tambahan, suatu pengurangan pada pengeluaran insulin (dengan berkembangnya dari DM2 yang tergantung insulin) menyebabkan lemak-lemak triglyceride untuk meninggalkan hati.
Lebih jauh, semakin banyak laporan-laporan mengindikasikan bahwa paling sedikit 50% dari kasus-kasus sirosis Kryptogenik/cryptogenic cirrhosis (sirosis yang penyebab-penyebabnya tidak dapat diidentifikasi) terjadi pada timbulnya obesitas sebelumnya yang sudah berjalan lama dan/atau DM2. Observasi-observasi ini menyarankan bahwa resistensi insulin, karena itu NASH, adalah seringkali dasar dari apa yang disebut sirosis kriptogenik (cryptogenic cirrhosis). Faktanya, sejumlah transplantasi hati untuk sirosis berhubungan denga NASH yang diperkirakan, adalah dalam kenaikan. Angka yang tinggi dari NASH yang berulang yang berkembang pada hati-hati baru dari pasien-pasien yang mendapat transplantasi hati untuk cryptogenic cirrhosis lebih jauh mengkonformasi peran yang menyebabkan dari NASH. Akhirnya, suatu studi dari Perancis menyarankan bahwa pasien-pasien dengan NASH mempunyai suatu risiko mengembangkan sirosis yang sama seperti pasien-pasien dengan HCV. Seperti digambarkan diatas, bagaimanapun, kemajuan ke sirosis pada NASH diperkirakan lambat dan diagnosis sirosis secara khas dibuat pada pasien-pasien pada umur enampuluhan.
Ada juga laporan-laporan dari kanker hati utama/primary liver cancer (hepatocellular carcinoma, HCC) terjadi pada pasien-pasien sirosis yang berhubungan dengan NASH. Tentu saja, timbulnya penyakit (incidence) dari HCC pada sirosis NASH tampak sama dengan yang diobservasi pada sirosis HCV (1-2% per tahun). Proses yang menyebabkan terbentuknya kanker hati pada sirosis NASH tidak diketahui dan juga masih belum dipelajari. HCC dapat berkembang sebagai hasil dari reparasi dan tumbuh kembali dari hati (hepatocellular regeneration) tanpa suatu faktor khas yang berhubungan pada NASH. Beberapa penulis, bagaimanapun, sudah menyarankan bahwa resistensi insulin pada situasi ini dapat memajukan perkembangan dari kanker hati.
Fatty Liver
Diagnosis NAFLD dan NASH
Pada ketidakhadiran dari tanda-tanda spesifik klinis atau biokimia apa saja, NASH tetap suatu diagnosis yang dibuat sesudah meniadakan penyebab-penyebab lainnya dari fatty liver dan penyebab-penyebab lainnya dari enzim-enzim hati yang meningkat.
Abnormalitas biokimia yang paling sering didalam darah pada NASH adalah menetap, transaminase yang meningkat sedikit atau sedang (ALT dan AST). Transaminase adalah enzim-enzim hati yang paling sering meningkat pada tipe-tipe bervariasi dari hepatitis. (Ingat bahwa hepatitis merujuk pada peradangan hati.) Pada NASH, tingkatan-tingkatan mereka cenderung berfluktuasi dari bulan ke bulan, dan seringkali ALT lebih besar dari AST. Ini berbeda dari penyakit hati alkoholik/alcoholic liver disease (ALD), dimana AST umumnya lebih besar dari ALT. Tentu saja, penemuan secara kebetulan ini sering menjurus ke pertimbangan awal dari diagnosis NAFLD atau NASH. Sayangnya, bagaimanapun, tidak ada tes biokimia atau prosedur imaging dapat membedakan simple fatty liver dari NASH.
Kebanyakan tes-tes darah hati lainnya (seperti, bilirubin dan alkaline phosphatase) umumnya normal pada pasien-pasien dengan NASH. Gammaglutamyltranspeptidase (GGTP), bagaimanapun, secara khas meningkat sedang. Serum ferritin (suatu protein terlibat dalam penyimpanan zat besi dan peradangan) dapat meningkat secara signifikan, namun saturasi transferrin (transferrin saturation) umumnya adalah normal. Studi-studi zat besi ini menyarankan kehadiran dari hanya sedikit (mild), jika memeang ada, endapan dari zat besi didalam hati(iron overload).
Tes-tes biokimia abnormal berhubungan dengan resistensi insulin termasuk peningkatan total kolesterol, low-density lipoprotein (LDL, yang disebut kolesterol jahat), triglycerides, dan gula darah dan berkurangnya high-density lipoprotein (HDL, kolesterol baik). Diagnosis dari NAFLD dan NASH dapat dipertimbangkan sesudah mengeluarkan penyebab-penyebab lain dari peningkatan ringan dari transaminase, seperti penyakit hati alkoholik, hepatitis yang disebabkan obat-obatan (drug-induced hepatitis), HBV atau HCV kronis, hepatitis autoimmune, hemochromatosis genetik, defisiensi alpha-1-antitrypsin, dan penyakit Wilson.
Obat-obatan yang dapat memajukan fatty liver (secondary NAFLD) dan bahkan ciri-ciri dari NASH termasuk prednisone, amiodarone (Cordarone), tamoxifen (Nolvadex), methotrexate (Rheumatrex, Trexall), dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDS). Suatu situasi diagnostik yang sulit dapat dijumpai pada pasien-pasien yang meminum obat-obat yang menurunkan kolesterol dari tipe statin. Penyebab kesulitan ini adalah bahwa statin seringkali meningkatkan transaminase tanpa memproduksi luka hati signifakan apa saja. Dalam situasi ini, NAFLD dapat dicurigai jika ALT tetap meningkat lama setelah pemberhentian obat-obatan. Bagaimanapun, jika obat statin yang bertanggung jawab, ALT akan kembali ke normal segera setelah pemberhentian obat. Idealnya, sebelum memulai terapi statin, enzim-enzim hati harus ditentukan dahulu, terutama pada pasien-pasien dengan risiko tinggi untuk NAFLD.
Suatu USG hati yang berkwalitas baik sangat peka (mendeteksi semua fatty livers) dan spesifik (mendeteksi hanya fatty livers) dalam mendiagnosis fatty liver. Penemuan ultrasound klasik pada suatu fatty liver adalah suatu hyperechoic (bright) liver. Ultrasound, bagaimanapun, memerlukan seorang operator yang trampil dan kepekaannya berkurang dengan lemak perut yang meningkat. Computerized tomography (CT) scan melaksanakan dengan baik dalam mendeteksi fatty liver dan bahkan dapat mengukur derajat infiltrasi dari lemak. Teknik ini, bagaimanapun, terhambat oleh segala endapan zat besi di hati yang dapat dihubungkan dengan NAFLD. Magnetic resonance imaging (MRI) adalah secara keseluruhan pemeriksaan imaging yang terbaik untuk fatty liver, namun juga tetap yang paling mahal. Meskipun demikian, tidak ada prosedur imaging berdiri sendiri yang dapat menegakkan diagnose dari NASH.
Jadi, suatu diagnose dugaan dari NAFLD dapat dibuat berdasarkan individu pada kriteria-kriteria sebagai berikut.
* Tanda-tanda klinis dan/atau biokimia dari resistensi insulin
* Peningkatan ALT kronis (berdurasi lama)
* Tanda-tanda dari fatty liver pada ultrasound
* Pengeluaran dari penyebab-penyebab lainnya dari peningkatan ALT dan fatty liver
Hanya suatu biopsi hati, bagaimanapun, dapat menegakkan suatu diagnose pasti dan menentukan kekerasan dari kodisinya.
Kesulitan-kesulitan dalam Evaluasi NAFLD dan NASH
Untuk membuat diagnose dari NAFLD atau NASH, dokter harus sepenuhnya mempertimbangkan kemungkinan peran dari alkohol dalam penyakit hati pasien. Pertimbangan ini memerlukan wawancara detil dari pasien. Pasien juga harus jujur melaporkan penggunaan alkohol kepada dokter. Sayangnya, ini tidak selalu demikian. Lebih-lebih lagi, jumlah alkohol yang diperlukan untuk menyebabkan penyakit hati diperdebatkan. Faktanya, jumlahnya bervariasi dari satu studi ke studi lainnya dan dari satu negara ke negara lainnya, dan juga sangat bervariasi menurut angka-angka individu pada pemrosesan alkohol (metabolisme).
Studi-studi telah menunjukan dengan meyakinkan bahwa NASH berhubungan dengan peningkatan enzim-enzim hati (transaminase). Kepentingan dari peningkatan-peningkatan ini, bagaimanapun, dapat sedikit banyaknya ditaksir terlalu tinggi karena oleh apa yang ditunjuk dalam statistik sebagai suatu inclusion bias. Itu adalah, dalam kebanyakan studi-studi dan juga kebanyakan praktik klinis, hanya pasien-pasien dengan peningkatan transaminase-transaminase menetap yang dipilih untuk biopsi-biopsi hati.
Beberapa studi, bagaimanapun, memasukkan pasien-pasien untuk biopsi hati berdasarkan pada kriteria-kriteria lain dari pada peningkatan enzim-enzim hati. Studi-studi ini menunjukan bahwa NASH dapat hadir pada suatu biopsi hati pada individu dengan tes-tes hati normal dalam kasus-kasus NASH sampai dengan 30%. Lebih jauh, derajat kerusakan hati pada NASH tidak berhubungan dengan (berkorelasi dengan) tingkatan dari enzim-enzim hati. (HCV kronis adaah situasi lainnya dimana tingkat-tingkat enzim hati tidak berkorelasi dengan beratnya penyakit.) Lebih dari itu, suatu fatty liver sendirian dapat memproduksi peningkatan enzim-enzim hati, bahkan peningkatan-peningkatan yang tinggi.
Diantara individu-individu sehat, tingkat-tingkat enzim hati lebih tinggi secara signifikan pada orang-orang dengan suatu BMI lebih besar dari 23kg/m2 dibandingkan dengan yang mempunyai suatu BMI lebih kecil dari 23kg/m2. Perbedaan ini menyarankan bahwa limit atas dari normal untuk enzim-enzim hati harus disesuaikan menurut BMI.
Semua faktor-faktor dipertimbangkan, NASH secara pasti tidak dapat didiagnosis hanya berdasarkan pada penemuan dari enzim-enzim hati abnormal dan tanda-tanda dari fatty liver pada ultrasound. Lebih jauh, pengeluaran pasien-pasien dari biopsi hati berdasarkan enzim-enzim hati normal akan tanpa kecuali mengeluarkan kasus-kasus berpotensi dari NASH.
Petunjuk-Petunjuk Diagnostik untuk NASH Berat
Identifikasi awal dari luka parut yang berat dari hati, atau sirosis, pada pasien-pasien NASH adalah penting secara klinis karena informasi prognostik (hasil) yang dibawanya. Fakta ini sudah menjurus ke beberapa studi-studi berusaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memprediksikan luka parut hati yang berat pada pasien-pasien dengan NASH dan/atau obesitas. Studi-studi ini menemukan bahwa pasien-pasien yang berisiko untuk luka parut yang berat paling sering yang berumur 50 atau lebih tua, obesitas yang signifikan (BMI lebih besar dari 30 kg/m2), dan mempunyai DM2. Juga, mereka seringkali menunjukan suatu peningkatan pada enzim-enzim hati (AST lebih besar dari ALT) walaupun tidak ada kehadiran penggunaan alkohol.
Seperti telah disinggung, beberapa endapan zat besi didalam hati (zat besi yang dimuat berlebihan) mungkin dihubungkan dengan NAFLD atau NASH. Ini kelihatannya lebih umum pada tingkat luka parut yang berat dan takterbalikan/irreversible (sirosis). Tes untuk penanda-penanda (markers) serum zat besi, bagaimanapun, ternyata tidak berguna dalam memprediksi tingkat apa saja dari luka parut hati/liver scarring (fibrosis). Lebih-lebih lagi, peran memprediksi dari penanda genetik/genetic markers (HFE mutations) dari hemochromatosis (kelebihan muatan zat besi yang diwariskan) kelihatannya diragukan.
Biopsi Hati Menunjukan Apa dan Kapan Diperlukan ?
Dalam rangka mendiagnose NASH dengan ketelitian dan memberikan ciri keparahannya, masih belum ada penggantinya untuk melaksanakan suatu biopsi hati. Sampai saat ini, bagaimanapun, tidak ada konsensus untuk suatu definisi mikroskopik yang tepat (pathological) dari NASH atau untuk suatu sistim untuk menilai keparahannya.
Deskripsi awal mendefinisikan NASH, seperti yang disarankan oleh namanya, sebagai perkumpulan dari suatu fatty liver dan peradangan, tidak perduli dengan kehadiran yang berhubungan dengan abnormalitas hati. Abnormalitas-abnormalitas demikian dapat termasuk sel-sel hati yang rusak (hepatocellular necrosis), luka parut (scarring) pada area-area berbeda dari hati (sinusoidal atau portal fibrosis), protein-protein abnormal (Mallory bodies) yang mengendap didalam sel-sel hati, diperkirakan karena peroksidasi (peroxidation), dan gula-gula kompleks yang mengendap didalam nucleus dari sel-sel hati (glycogenated nuclei, sering terlihat pada diabetes).
Jadi, studi-studi awal pada NASH memasukkan pasien-pasien dengan kriteria sederhana (hanya fatty liver dan peradangan) untuk diagnose-diagnose. Kemudian, direkomendasikan bahwa suatu fatty liver dengan peradangan sendiri (steatohepatitis) adalah tidak spesifik dan bahwa beberapa tingkat kematian sel hati (steatonecrosis) diperlukan untuk mendiagnose NASH. Idenya adalah bahwa hanya suatu fatty liver dengan didampingi peradangan bersama dengan kematian sel hati mewakili penyakit yang signifikan, berdasarkan pada penemuan-penemuan biokimia dan potensi untuk membentuk sirosis.
Dengan ketidakpastian-ketidakpastian ini terhadap apakah itu adalah atau bukan NASH, spesialis-spesialis dibidang ini sekarang menyarankan untuk menggunakan suatu pendekatan yang lebih deskriptif. Kecenderungannya adalah sekarang menggunakan suatu kriteria sederhana (fatty liver) untuk melaksanakan diagnose dari NAFLD, dan kemudian menilai beratnya penyakit menurut peradangan, pembinasaan dari sel-sel hati, scarring, dan protein-protein hati yang abnormal.
Meski demikian, spesialis-spesialis tidak sepakat kapan suatu biopsi hati harus dilaksanakan. Karena, seperti yang akan dibahas dibawah, tidak ada perawatan spesifik yang tersedia untuk NAFLD atau NASH, maka hasil dari suatu biopsi hati tidak berdampak pada perawatan pasien. Dengan kata-kata lain, jika seseorang gemuk (obesitas) dan/atau diabetik (kencing manis), dia akan dianjurkan untuk mengurangi berat badannya dengan diet dan latihan-latihan (olahraga), tidak perduli pada hasil dari biopsi.
Pada sisi lain, mungkin penting untuk mengetahui apakah suatu individu menderita NASH yang berat, terutama jika dia muda usianya. NASH yang berat akan mengindikasikan bahwa risikonya tinggi untuk mengembangkan sirosis dikemudian hari. Oleh karenanya, suatu biopsi hati dapat menyediakan informasi penting tentang hasilnya (prognosis). Itu juga dapat mengeluarkan dari kemungkinan kehadiran dari penyakit-penyakit hati lainnya. Dalam protokol-protokol penelitian, suatu biopsi hati mungkin diperlukan untuk mengkwalifikasikan seorang pasien untuk investigasi obat-obatan terlarang (drug). Jika tidak, keputusan apakah membiopsi hati atau tidak untuk mendiagnosis NASH pada praktik klinis harus dibuat berdasarkan pada basis kasus per kasus.
Fatty Liver
Perawatan NAFLD dan NASH
Ketika sejarah klinis alamiah dan proses-proses yang terlibat pada perkembangan dari NAFLD mulai pelan-pelan terbuka seluk beluknya, tidak ada satupun perawatan yang benar-benar efektif yang ditemukan sampai saat ini. Bagaimanapun, pengertian umum mendikte bahwa kehilangan berat badan, jika kelebihan berat, dan mengoreksi peningkatan kolesterol, triglycerides, dan gula darah akan menguntungkan pada NAFLD.
Namun sangat sedikit data yang ada dari efek-efek dari pengurangan berat badan dan latihan pada kemajuan dari penyakit fatty liver. Suatu studi retrospektif menunjukan bahwa pada individu-individu gemuk (obesitas) dengan peningkatan awal transaminase-transaminase, penambahan berat badan menjurus ke peningkatan yang lebih jauh dari enzim-enzim hati. Dalam perbandingan, suatu kehilangan berat dari 10% menjurus ke pengurangan signifikan pada enzim-enzim dan bahkan ke transaminase-transaminase normal pada beberapa pasien-pasien. Pengurangan enzim terjadi pada angka 8% per 1% kehilangan berat badan.
Dalam studi-studi pada pasien-pasien yang menjalani operasi-operasi pengecilan perut (gastric) untuk obesitas tidak wajar, kehilangan berat yang banyak sekali (substantial) diiringi oleh suatu pengurangan yang diberi tanda pada transaminase-tranaminase dan suatu kemunduran (regression) dari fatty liver. Bagaimanapun, kehilangan berat yang cepat (rapid) dalm situasi ini dapat juga mempengaruhi (induce) kejadian dari fatty liver dengan peradangan hati. Mungkin peradangan cytokines dan lemak yang memproduksi fatty liver dan peradangan datang dari lemak tubuh (adipose tissue), terutama sisanya dari lemak perut.
Ada sedikit data yang dipublikasikan tentang penggunan dari agen-agen yang menurunkan glukosa (hypoglycemic) atau agen-agen yang menurunkan lipid pada perawatan NASH. Troglitazone (Rezulin) adalah suatu senyawa PPARg (peroxisome proliferator activating receptor gamma) yang, seperti diindikasikan diatas, meningkatkan efek-efek insulin. FDA (Food and Drug Administration), bagaimanapun, menarik obat ini dari pasar karena menyebabkan kasus-kasus dari luka hati yang berat (hepatotoxicity). Sebelum obat ditarik, bagaimanapun, suatu percobaan yang kecil dari troglitazone pada pasien-pasien dengan NASH dilaksanakan selama 6 bulan. Studi menunjukan suatu pengurangan signifikan pada transaminase-transaminase, namun hanya perbaikan yang sedang pada keparahan mikroskopik (histological) pada biopsi-biopsi hati.
Troglitazone, seperti juga obat-obatan lain pada kelasnya (thiazolidinediones), meningkatkan kepekaan insulin dan mungkin mengurangi peradangan dan luka parut (scarring) didalam hati. Suatu percobaan singkat dengan gemfibrozil (Lopid), suatu obat yang menurunkan lemak-lemak darah (antilipidemic agent), menunjukan beberapa efek-efek positif. Dia menurunkan transaminase-transaminase dan serum triglycerides, namun biopsi-biopsi hati yang dilanjuti tidak dilaksanakan. Suatu percobaan satu tahun dari clofibrate (Atromid-S), obat lain yang menurunkan lemak-lemak darah, bagaimanapun, tidak mempunyai efek positif apapun juga. Metformin (Glucophage), adalah suatu agen peningkatan insulin (sensitizing) digunakan secara ekstensif untuk merawat DM2. Obat ini dipelajari dalam kelompok kecil dari pasien-pasien NASH dan menunjukan efek-efek yang menguntungkan pada transaminase-transaminase dan mengurangi infiltrasi lemak (fatty infiltration) didalam hati. Suatu percobaan yang besar sedang berlangsung. Data terbaru juga menyarankan bahwa menurunkan kolesterol dan triglycerides menggunakan obat-obatan seperti statins membantu mengurangi fatty liver.
Dalam satu percobaan yang dipublikasikan, suatu kursus satu tahun dari ursodiol (Actigall, Urso) pada pasien-pasien dengan NASH mengurangi transaminase-transaminase dan memperbaiki biopsi-biopsi hati. Cara kerja molekul asam empedu (bile acid molecule) ini tetap tidak jelas, tapi mungkin melibatkan efek-efek pada sistim kekebalan (immune system) yang mengurangi peradangan. Tetapi data terbaru tidak dapat mengkonfirmasi kemanjuran dari Actigall dalam merawat fatty liver.
Mengingat bahwa berbagai proses terlibat dalam menyebabkan NASH, mungkin saja bahwa banyak kelas-kelas yang berbeda dari obat-obatan, seperti juga kehilangan berat, akan mempunyai efek-efek yang bermanfaat. Obat-obatan yang dapat diterima termasuk:
* Agen-agen pembuat kepekaan insulin, seperti dua yang baru thiazolidinediones, pioglitazone (Actos) dan rosiglitazone (Avandia), dan metformin (Glucophage)
* Obat-obatan yang menurunkan lemak-lemak (lipids) seperti obat-obat statin dan Lopid
* Obat-obat yang memperbaiki aliran darah, seperti pentoxifylline (Trental)
Kiranya, kehilangan berat melalui latihan dan modifikasi diet bersama dengan agen-agen pembuat kepekaan insulin akan membantu membalikan infiltrasi lemak dari hati. Terapi-terapi lainnya mungkin bermanfaat dalam melambatkan proses-proses peradangan dan scarring. Suatu kombinasi dari terapi-terapi akan mungkin menjadi yang paling bermanfaat.
Masa Depan NAFLD dan NASH
NAFLD mungkin adalah ketidaknormalan hati tunggal yang paling umum di Amerika. Itu kelihatannya dihubungkan langsung pada epidemi obesitas yang meningkat pada dewasa dan juga pada anak-anak. Jadi, dalam satu arti, NAFLD adalah suatu penyakit hati yang ditimbulkan sendiri (self-inflicted), sangat banyak menyerupai penyakit hati alkoholik (alcoholic liver disease). Tetapi hanya bagian kecil (minority) dari pasien-pasien yang gemuk atau diabetic akan mengembangkan penyakit hati berat dan ini kemungkin besar ditentukan secara genetik. Sebagai tambahan, bukti-bukti yang meningkat menyarankan bahwa kegemukan dan diabetes dapat memperburuk penyakit hati alkoholik dan penyakit hati yang disebabkan HCV.
Karena sebab-sebab ini, peneliti-peneliti ilmu pengetahuan dasar, spesialis-spesialis hati (hepatologists), ahli-ahli gizi, dan spesialis-spesialis hormone (endocrinologists) menggabungkan usaha-usaha mereka untuk memahami lebih baik dan mengetahui proses ini yang telah diakui untuk hanya 30 tahun yang lalu.
Penelitian kedalam genetik dari proses ini akan mengungkapkan jalan-jalan kecil yang menjurus ke penyakit berat dan membantu untuk mengenali pasien-pasien yang paling berisiko. Penelitian klinis akan membantu kita memahami sejarah klinis alamiah dari proses ini dan mudah-mudahan mengidentifikasi ramalan-ramalan dari hasil. Penelitian ilmu pengetahuan dasar akan ditujukan pada pengertian bagaimana penyakit timbul dan proses-proses yang terlibat. Pengetahuan ini kemudian dapat menjurus kepada perkembangan dari perawatan-perawatan spesifik. Sekarang ini, percobaan-percobaan kecil sedang berlansung yang melibatkan agen-agen pembuat kepekaan insulin, seperti metformin (Glucophage), rosiglitazone (Avandia), dan pioglitazone (Actos). Perawatan-perawatan lainnya dengan efek-efek anti-oxidant mungkin membuktikan faedahnya.
Pada dasarnya, bagaimanapun, bahwa perawatan tunggal paling efektif untuk orang-orang kegemukan denga NASH adalah sangat sederhana yaitu menghilangkan berat melalui diet dan latihan. Sayangnya, ini adalah tugas yang tidak mudah dalam masyarakat kita sekarang, yang didominasi oleh gaya hidup menetap dan diet-diet yang tinggi kalori, tinggi karbohidrat, tinggi lemak. Dengan usaha besar, bagaimanapun, pengurangan berat dapat dicapai. Lebih jauh, dalam pandangan dari peran yang mungkin sekali dari infiltrasi lemak pada penyakit-penyakit hati lainnya, pengurangan berat mungkin ditambahkan pada perawatan dari penyakit-penyakit hati lainnya ini, seperti terapi anti virus (anti-viral therapy) untuk HCV. Akhirnya, NASH mungkin dapat secara meluas dicegah dan dieliminasi dengan mempromosikan kebiasaan-kebiasaan makan yang sehat dan gaya hidup yang aktif pada anak-anak, dimana semuanya dimulai.
Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) mengacu pada spektrum yang lebar dari penyakit hati mulai dari fatty liver sederhana (steatosis), sampai ke nonalcoholic steatohepatitis (NASH), dan cirrhosis (irreversible, advanced scarring of the liver). Semua tingkat dari NAFLD mempunyai bersama-sama akumulasi dari fat (fatty infiltration) kedalam sel-sel hati (hepatocytes). Pada NASH, akumulasi fat dihubungkan dengan derajat yang bervariasi dari peradangan (hepatitis) dan luka parut (fibrosis) dari hati.
Istilah nonalchoholic dipakai karena NAFLD dan NASH terjadi pada individu-individu yang tidak mengkonsumsi jumlah alkohol berlebihan. Bagaimanapun pada banyak aspek, gambaran histologik dari NAFLD (ketika kita lihat bagian biopsi dari hati dibawah mikroskop) adalah sama dengan apa yang dapat dilihat pada penyakit hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan. Seperti apa yang kita lihat, bagaimanapun, kenyataan-kenyataan klinis pada NAFLD dan NASH sangat berbeda dari pada yang berpenyakit alcoholic liver disease (ALD).
Spektrum NAFLD
Spektrum NAFLD diperkirakan memulai dan berkembang dari tingkat yang paling sederhana yang disebut simple fatty liver (steatosis). Jadi fatty liver adalah kelainan permulaan didalam spektrum NAFLD. Simple fatty liver hanya menyangkut akumulasi dari lemak/fat didalam sel-sel hati tanpa peradangan atau luka parut (scarring). Fat/lemak sesungguhnya terdiri dari tipe lemak khusus (triglyceride) yang berakumulasi pada kantong yang kecil didalam sel-sel hati. Akumulasi dari lemak didalam sel-sel hati tidak sama dengan sel-sel lemak (adipocytes) yang membentuk lemak tubuh kita. Fatty liver adalah kondisi yang tidak berbahaya, yang berarti dia sendiri tidak akan menyebabkan kerusakan hati yang signifikan.
Tingkat berikut dan derajat keparahannya dalam spektrum NAFLD adalah NASH. Beruntung hanya sebagian kecil dari pasien dengan simple fatty liver yang berkembang menjadi NASH. Seperti yang sudah disinggung, NASH melibatkan akumulasi dari lemak didalam sel-sel hati dan juga peradangan hati. Sel-sel yang meradang dapat menghancurkan sel-sel hati (hepatocellular necrosis). Dalam istilah "steatohepatitis" dan "steatonecrosis", steato mengacu pada fatty infiltration, hepatitis mengacu pada peradangan didalam hati, dan necrosis mengacu pada sel-sel hati yang rusak. Bukti kuat menunjukan bahwa NASH, berlawanan dengan simple fatty liver, bukanlah suatu kondisi yang tidak berbahaya. Ini berarti bahwa NASH pada akhirnya dapat menjurus ke luka parut dari hati (fibrosis) dan kemudian luka parut yang berlanjut yang tidak dapat dikembalikan kesemula (sirosis). Sirosis yang disebabkan oleh NASH adalah tingkat terakhir dan yang paling buruk dalam spektrum NAFLD.
Tetap banyak yang masih belum diketahui tentang NASH dan NAFLD. Sebagai contoh, seperti yang didiskusikan dibawah, kemajuan dari setiap tingkat berbeda dari NAFLD tidak dimengerti betul. Lagipula bahkan spesialis-spesialis hati masih belum sepakat atas definisi mikroskopik yang tepat dari NASH. Walaupun demikian, individu-individu yang mengembangkan satu dari tiga tingkat NAFLD (fatty liver, NASH, atau cirrhosis) berbagi faktor-faktor risiko yang umum. Oleh sebab itu fatty liver dan NASH dijelaskan dalam artikel ini sebagai bagian dari spektrum NAFLD. Ingat, NAFLD dirujukan dengan spektrum keseluruhan dimulai dengan dengan fatty liver, berlanjut ke NASH dan berakhir dengan sirosis. NASH adalah tingkat dari spektrum yang melibatkan akumulasi lemak (steatosis), peradangan (hepatitis) dan scarring (fibrosis) didalam hati.
Penyebab Lain Akumulasi Lemak di Hati
Banyak penyebab-penyebab lain dari akumulasi lemak di hati selain NAFLD. Bagaimanapun, NAFLD dan NASH dianggap sebagai penyakit fatty liver utama. Penyakit fatty liver sekunder adalah termasuk yang terjadi pada tipe-tipe penyakit hati lainnya. Jadi, alcoholic liver disease (ALD) adalah penyakit fatty liver sekunder yang paling sering. Fatty liver sekunder dapat juga terjadi pada hepatitis B kronis (HBV), hepatitis C kronis (HCV) dan hepatitis autoimmune kronis (AIH) dan Wilson's disease. Pada AIH, sistim pertahanan immune tubuh menyerang dengan keliru organ hatinya sendiri. Pada penyakit Wilson, suatu akumulasi dari tembaga melukai hati. Pada semua penyakit fatty liver sekunder ini, fatty liver dihubungkan dengan kelainan-kelainan lain dari hati terpisah dari NASH dan diperkirakan adalah hasil dari sel-sel hati yang luka.
Tipe lain dari fatty liver sekunder (secondary) tidak berhubungan dengan penyakit-penyakit spesifik hati lainnya. Pada kasus-kasus ini, akumulasi dari lemak hati disebabkan oleh gangguan dalam pemrosesan (metabolisme) lemak (lipid) didalam tubuh daripada luka langsung pada sel-sel hati. Penyebab-penyebab tersebut termasuk obat-obatan tertentu (seperti prednisone), beberapa operasi gastrointestinal (bariatric surgery) untuk obesitas, malnutrisi, dan kerusakan genetik protein-protein yang memproses (metabolis) lemak-lemak (lipid). Seperti digambarkan dibawah ini, semua penyebab-penyebab seunder dari penyakit fatty liver harus dikeluarkan dari kemungkinan sebelum mencoba untuk menentukan diagnosis-diagnosis dari NAFLD. Inilah sebabnya mengapa NAFLD dianggap sebagai suatu diagnosis dari pengecualian.
Pengetahuan Tentang NAFLD dan NASH
Spesialis-spesialis hati (hepatologists) sebenarnya sudah mengenal apa yang disebut NAFLD pada tahun 70an, tapi pada waktu itu digambarkan dengan nama-nama lain. Pada tahun 1980, Dr. J. Ludwig dari the Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, membuat suatu pengamatan yang cerdik. Dia mencatat bahwa individu-individu tertentu yang berbagi sifat-sifat umum (obesitas, diabetes, dan kolesterol tinggi) mempunyai penyakit hati yang hampir menyerupai alcoholic liver disease (ALD). Namun pasien-pasien ini tidak meminum alkohol apapun juga. Jadi Dr. Ludwig adalah yang pertama menciptakan istilah nonalcoholic steatohepatitis (NASH). Untuk beberapa tahun, bagaimanapun, NASH diperkirakan oleh banyak dokter-dokter sebagai keadaan yang sama sekali tidak membahayakan. Atau itu dianggap sebagai pengikut tidak bersalah yang dihubungkan dengan penyakit-penyakit hati lainnya (terutama hepatitis-hepatitis virus). Faktanya, selama tahun-tahun itu, simple fatty liver (steatosis) dan NASH dianggap sebagai proses-proses yang sama.
Penemuan dari hepatitis C virus (HCV) memainkan suatu peran yang kebetulan dalam pengenalan klinis dari NASH secara signifikan. Sampai dengan tahun 1990, individu-individu yang mempunyai hepatitis dengan tanda-tanda yang sama dengan yang dari virus hepatitis A atau B (tapi dengan pemeriksaan darah yang negatif untuk kedua-duanya) disebutkan mempunyai hepatitis virus non-A-non-B. Kemudian, pada tahun 1990 hepatitis Virus C ditemukan. Dalam tahun-tahun berikutnya, cara-cara bagaimana HCV disebarkan (transfusi darah dan penggunaan obat-obatan intravenous) dan efeknya pada hati, ditemukan. Ternyata suatu mayoritas besar dari kasus-kasus hepatitis virus non-A-non-B sebenarnya disebabkan oleh HCV. Namun tersisa beberapa individu yang tesnya negatif untuk HCV dan juga tipe-tipe penyakit hati lainnya. Hanya saja kemudian peneliti-peneliti sadar bahwa untuk banyak dari individu-individu ini, NASH adalah tertuduhnya (pelakunya). Kesadaran ini kemudian menuju ke suatu penelitian dan minat yang membingungkan yang menyangkut NASH dan kepada pengertian bahwa itu bukanlah suatu kondisi yang tidak berbahaya.
Studi-studi klinis dan penelitian dasar atas NAFLD masih dalam tahap permulaan dibandingkan dengan penyakit-penyakit hati umumn lainnya, seperti ALD dan HCV. Sebagai hasilnya, kita tetap mempunyai suatu pengertian yang tidak lengkap dari sejarah alamiah dari NAFLD. Lebih-lebih lagi kita tidak tahu banyak tentang proses yang bertanggung jawab untuk kemajuan dari simple fatty liver ke NASH dan dari NASH ke sirosis.
Berapa Umum NAFLD dan NASH dan Siapa Berisiko ?
Spektrum NAFLD mungkin adalah penyakit hati yang paling umum di Amerika. Walaupun informasi yang tepat tentang angka dari kasus-kasus NAFLD dan NASH terbatas, perkiraan-perkiraan sudah dibuat. Lebih lagi, informasi tersedia atas individu-individu mana saja yang berisiko mengembangkan NAFLD dan NASH.
Terbatasnya Informasi Tentang Angka Kasus
Sampai saat ini , tidak tersedia data atas insidensi (angka dari kasus-kasus baru per tahun) dari NAFLD dan NASH di Amerika atau tempat lain di dunia untuk urusan itu. Untuk menentukan insidensi dari penyakit ini, studi-studi jangka panjang pada populasi yang berisiko diperlukan. Koleksi data demikian baru saja dimulai pada beberapa pusat-pusat medis.
Bagaimanapun kita mempunyai data prevalensi (angka dari kasus-kasus yang diobservasi pada satu waktu) dari NAFLD dan NASH dari pilihan khusus dari populasi yang berisiko. Oleh karena itu mengetahui siapa-siapa saja yang berisiko adalah penting. Dalam hal ini, sejumlah besar bukti-bukti mendukung konsep yang menyatakan bahwa NAFLD berhubungan dengan suatu kondsi yang disebut insulin resistance (resistensi insulin), yang dijelaskan lebih terperinci dibawah ini. Adalah memadai untuk mengatakan pada titik ini bahwa diabetes mellitus type 2 (DM2) dan, sebagai tambahann, terutama kondisi berat badan berlebihan dan obesitas adalah corak-corak dari resistensi insulin yang paling dikenal.
BMI dan Hubungannya Dengan NAFLD dan NASH
Seperti diindikasikan, obesitas dihubungkan erat dengan NAFLD. Oleh karenanya, untuk memahami frekwensi NAFLD dan NASH dan dampak dari obesitas pada NAFLD didalam populasi, seseorang harus mengerti bagaimana obesitas didefinisikan. Suatu perhitungan dari body mass index (BMI) adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk menentukan derajat dari obesitas.
BMI dihitung dengan membagi berat seseorang dalam kilogram dengan tingginya dalam kudrat meter (kg/m2). Pada orang dewasa, berat normal didefinisikan sebagai BMI antara 20 dan 25, kelebihan berat dari 25 ke 30, obesitas dari 30 ke 35, obesitas yang signifikan dari 35 ke 40, obesitas yang tidak wajar dari 40 ke 45, super obesitas dari 45 ke 50, dan obesitas super tidak wajar lebih besar dari 50.
Batasan-batasan normal yang telah ditentukan untuk BMI dan garis lingkar pinggang adalah tidak didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan penampilan. Lebih banyak mereka didasarkan pada risiko yang signifikan dari mengembangkan komplikasi-komplikasi yang disebabkan oleh kelebihan berat badan (keadaan tidak sehat yang berhubungan dengan BMI), seperti penyakit jantung koroner dan diabetes. Pada anak-anak, bagaimanapun, batasan normal dari BMI bervariasi menurut umur dan kelamin (gender). Lebih jauh, sampai dengan umur 16, batasan-batasan atas untuk BMI normal adalah lebih rendah dari 25. Oleh karena itu, pada anak-anak, derajat kelebihan berat badan seringkali dinyatakan sebagai persentasi dari berat badan yang ideal.
Angka Kira-kira Kasus NAFLD dan NASH
Seperti yang diharapkan, primary NAFLD pada dasarnya diamati di negara-negara berkembang. Pada masyarakat-masyarakat ini, gaya hidup menetap dan diet yang tinggi dari kalori, gula dan lemak menuju ke DM2 dan obesitas.
Jadi, dinegara-negara berkembang, prevalensi keseluruhan dari NAFLD didalam populasi diperkirakan adalah 20%, dan dari NASH 3%. Prevalensi dari tiap-tiap diperkirakan jauh lebih tinggi pada orang-orang dengan obesitas dan diabetes. Penyebab dari perkiraan ini adalah bahwa diatas 55% dari pasien-pasien dengan NASH menderita DM2 dan 95% adalah obesitas. Jadi, prevalensi dari simple fatty liver pada orang-orang obesitas dapat diperkirakan hampir 90% dan yang dari NASH pada orang-orang obesitas 20%. NASH adalah suatu penyakit khas dari wanita-wanita setengah umur dengan kelebihan berat badan dengan pendistribusian lemak sebagian besar di perut (abdomen). Bagaimanapun, ada laporan-laporan yang meningkat dari NASH yang berhubungan denga obesitas pada pria dan bahkan pada populasi anak-anak.
Cara lain untuk mendapat angka perkiraan adalah mempelajari hubungan anatra BMI dan enzim-enzim hati (serum transaminases) yang meningkat (elevated liver enzymes). Jadi anda lihat, peningkatan transaminases dapat disebabkan oleh NAFLD pada individu-individu dengan obesitas. Oleh karenanya, dibandingkan pada normal BMI yang kurang dari atau sama dengan 25, risiko untuk mendapatkan peningkatan transaminases untuk pria adalah kurang lebih 2 kali lebih besar untuk suatu BMI dari 25-30, 4 kali lebih besar untuk suatu BMI dari 30-35, 5 kali lebih besar untuk suatu BMI dari 35-40, and 6 kali lebih besar untuk suatu BMI lebih besar dari 40.
Pada dasarnya adalah bahwa pada saat ini, NAFLD adalah penyakit hati yang paling prevalent (umum) di Amerika, merepresentasikan suatu perkiraan 24% dari kasus-kasus penyakit hati.
Penyebab-Penyebab NAFLD dan NASH
Penyebab yang tepat dari NASH masih tidak diketahui. Bukti-bukti kuat, bagaimanapun, mendukung konsep bahwa proses yang umum pada semua tingkat dari penyakit primary fatty liver (NAFLD) adalah resistensi insulin. Sejumlah faktor-faktor lain mungkin juga terlibat dalm menyebabkan NAFLD dan NASH dan dalam kelanjutan melalui tingkat-tingkat dari NAFLD.
Resistensi Insulin dan Hubungannya pada NAFLD
Resistensi insulin (Insulin resistance) adalah suatu keadaan dimana suatu jalan normal yang memberi signal yang mengantar pesan-pesan biokimia antara insulin dan sel-sel targetnya terganggu. Sebagai hasilnya, insulin tidak menggunakan efek-efek normal atau penuhnya. Dengan kata lain, tubuh menjadi resisten terhadap efek-efek dari insulin.
Apa yang dikerjakan insulin secara normal ? Pankreas mengeluarkan jumlah yang bervariasi dari insulin sepanjang hari sebagai jawaban atas makanan. Insulin bekerja untuk memelihara gula darah (glucose) pada tingkat-tingkat normal. Jadi, insulin mencegah gula darah menjadi terlalu tinggi. Jika insulin tidak bekerja dengan cara ini, gula darah tinggi dan diabetes akan terjadi. Insulin adalah suatu hormon yang bertindak atas reseptor-reseptor dari sel-sel untuk memicu reaksi-reaksi biokimia yang kompleks yang mengontrol gula darah. Sel-sel yang ditargetkan oleh insulin terutama adalah sel-sel lemak (adipocytes), sel-sel otot (striated myocytes), dan sel-sel hati (hepatocytes).
Pada resistensi insulin, suatu kerusakan pada reseptor-reseptor ini menyebabkan insulin menjadi kurang efektif dari yang seharusnya secara normal. Jadi, pankreas harus memproduksi lebih banyak insulin daripada normal agar supaya dapat memelihara tingkat gula darah normal. Awalnya dalam proses ini, tingkat-tingkat insulin yang meningkat mencukupi untuk memelihara darah darah normal. Pada pasien-pasien ini, bagaimanapun, walaupun gula darahnya normal, kondisi dari kelebihan berat tubuh atau obesitas adalah tetap sebagai petunjuk-petunjuk bahwa mereka adalah resistensi insulin. Pada titik waktu ini, hanya tes-tes darah yang canggih (seperti tes euglycemic clamp ) dapat mendeteksi resistensi insulin pada tingkat biokimia.
Ketika resistensi insulin berkembang, bahkan tingkat-tingkat insulin yang sangat tinggi menjadi tidak efektif. Derajat dari resistensi insulin ini menjurus ke gula darah yang meningkat dan diabetes mellitus type 2 (DM2). DM2 umumnya diatur oleh diet, olahraga, dan obat-obatan yang meningkatkan kepekaan insulin (lawan dari resistensi insulin). Jika proses melaju tanpa dikendalikan, bagaimanapun, pankreas tidak dapat lagi mengeluarkan insulin. Kemudian, pasien memerlukan suntikan-suntikan insulin, kondisi mana yang ditunjuk sebagai ketergantungan insulin DM2 (insulin-dependent DM2). Resistensi insulin dan DM2 adalah sangat berbeda dari diabetes mellitus type 1 (DM1), yang mana disebut juga juvenile-onset diabetes. Pada DM1, suatu kerusakan pada pengeluaran insulin terjadi pada awal kehidupan dan memerlukan perawatan dengan insulin yang segera dan terus menerus.
Resistensi insulin dapat juga timbul ke permukaan pada awal kehidupan ketika itu disebabkan oleh kelainan-kelainan genetik sejak kelahiran pada reseptor-reseptor insulin. Jauh lebih sering, bagaimanapun, seperti digambarkan diatas, itu menjadi bukti suatu ketika nanti sebagai hasil dari obesitas yang diperoleh. Suatu gaya hidup yang menetap dan diet yang kaya karbohidrat, gula-gula, dan lemak-lemak juga memajukan resistensi insulin. Tambahan lagi, derajat dari resistensi insulin meningkat dengan BMI yang lebih besar dan lemak perut (abdominal fat), itu sama dengan pinggang yang besar. Lemak-lemak yang tinggi (LDL cholesterol and triglycerides) juga dihubungkan dengan resistensi insulin.
Resistensi insulin menjurus ke perubahab-perubahan dalam proses (metabolisme) dari gula (glucose) dan lemak (lipid) didalam hati, otot-otot, dan sel-sel lemak (adipocytes). Sebagai hasil dari perubahan-perubahan ini adalah suatu pengambilan yang meningkat (infiltrasi dan akumulasi) dari lemak triglyceride kedalam sel-sel hati. Triglycerides diserap dari diet dan juga disalurkan dari lemak perut (abdominal fat) dan otot-otot sekelilingnya. Jumlah yang besar dari lemak triglyceride ini kemudian disimpan didalam kantung kecil atau tiny sacs (vesicles) didalam sel-sel hati.
Jadi inilah bagaimana suatu fatty liver berkembang. Sesungguhnya, itu sudah ditunjukkan bahwa seiring meningkatnya BMI, begitu juga dengan jumlah lemak didalam hati.
Hubungan Resistensi Insulin Dengan NASH
Hampir semua pasien dengan NASH adalah resistensi insulin pada beberapa tingkatan. Bagaimanapun, hanya sebagian kecil dari pasien resisten insulin mengembangkan NASH. Ketika suatu peningkatan jumlah lemak didalam hati dapat dengan sendirinya menjurus ke peradangan, tidak ada bukti menyarankan bahwa resistensi insulin sendirian dapat menjurus ke NASH.
Gejala-Gejala dari NAFLD dan NASH
Gejala-gejala dari NAFLD dan NASH adalah sama. Mereka sangat lemah (tidak dramatis) dan tidak spesifik (dapat juga diamati pada penyakit-penyakit lainnya). Mereka dapat terjadi pada umur dewasa, pada anak-anak, umumnya timbul setelah berumur 1o tahun. Sesungguhnya, kebanyakan pasien tidak mempunyai gejala-gejala. Namun mereka mungkin mengalami sekali-kali sakit abdomen (perut) yang samar pada kwadran kanan atas (dibawah sangkar rusuk pada sisi kanan). Nyeri ini secara karakteristik tumpul dan sakit, tanpa suatu pola kejadian yang dapat diprediksikan. Itu bukan suatu nyeri yang hebat, tiba-tiba, dan sangat sakit, seperti yang dapat terjadi dengan, misalnya, batu empedu. Sakit abdomen pada NAFLD dan NASH diperkirakan disebabkan oleh peregangan dari lapisan hati atau liver covering (capsule) ketika hati membesar dan/atau ketika ada peradangan didalam hati.
Berlawanan dengan ALD, HBV, and HCV, gejala-gejala dari gagal hati (disebabkan oleh hepatitis berat) yang berat, akut tidak teramati pada NAFLD atau NASH. Gejala-gejala dan tanda-tanda dari gagal hati termasuk kulit yang menguning (jaundice), kelelehan yang berat, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan kebingungan.
Tanda-tanda klasik dari resistensi mendominasi tes fisik pada NAFLD dan NASH. Seperti yang disebut diatas, obesitas (terutama obesitas perut) adalah penemuan yang paling sering. Sebagai tambahan, pasien-pasien dengan DM2 yang sudah berjalan lama mungkin mempunyai komplikasi-komplikasi dari diabetes, seperti retinopathy (pembuluh-pembuluh abnormal didalam mata), gagal ginjal (renal failure), dan penyakit jantung koroner. Tekanan darah tinggi (hypertension) adalah seringkali.
Acanthosis nigricans, suatu pewarnaan gelap dari kulit dari ketiak-ketiak dan leher, dapat sebagai suatu tanda dari resistensi insulin dan sering diamati pada anak-anak dengan NASH. Ketika hati diraba (dirasakan oleh dokter), umumnya itu diraskan normal. Bagaimanapun, ketika sejumlah besar sekali dari lemak akumulasi didalam hati, itu dapat menjadi sanagt besar dengan suatu sudut yang lunak dan membulat, yang dapat dengan mudah dirasakan oleh dokter.
Tingkatan sirosis dari NAFLD umumnya terjadi belakangan dalam kehidupan (umur 50 sampai 60 tahun), diperkirakan sesudah banyak tahun-tahun dari NASH. Seringkali pada tingkatan ini, pasien-pasien mempunyai DM2 yang tergantung insulin. (Dengan ALD atau HBV, berlawanan dengannya, sirosis kadang-kadang dapat berkembang pada suatu periode waktu yang singkat dan, oleh karenanya, terjadi pada awal kehidupan.) Pasien-pasien NASH dengan sirosis dapat tanpa gejala-gejala (asymptomatic) jika terdiagnosis lebih dini . Bagaimanapun, mereka dapat mempunyai tanda-tanda khas dari sirosis yang terkompensasi atau yang tidak terkompensasi (decompensated cirrhosis).
Tanda-tanda dari sirosis yang terkompensasi termasuk suatu hati yang membesar dan mengeras, pembuluh-pembuluh yang kecil, menyerupai bentuk bintang (spider angiomata) pada kulit dari batang tubuh atas, bisul-bisul kecil yang kemerahan diatas telapak-telapak (palmar erythema), kuku-kuku yang memutih, rambut tipis yang seperti sutra, kehilangan bulu-bulu tubuh, vena-vena yang menonjol pada perut (abdominal collateral veins), menstruasi tidak teratur atau tidak hadir pada wanita-wanita sebelum menopause, dan testes kecil dan membesar, kadang-kadang nyeri dada pada pria (gynecomastia). Tanda-tanda dari sirosis yang tidak terkompensasi (decompensated cirrhosis) termasuk seluruh yang diatas kecuali mungkin hati bisa menciut dan mungkin bengkak di kaki (edema), akumulasi cairan di perut (ascites), perdarahan dari vena-vena di esophagus (varices), dan kebingungan mental (hepatic encephalopathy).
Fatty liver juga digambarkan dalam beberapa gejala-gejala medis (pengelompokan dari kelainan-kelainan). Sebagai contoh, fatty liver terjadi pada gejala polycystic ovarian, dimana polycystic ovaries dihubungkan dengan obesitas, rambut yang berlebihan (hirsutism), dan resistensi insulin. Gejala-gejala lipodystrophy sejak lahir, yang merupakan kelainan yang jarang dimana lemak pada batang tubuh dan extrimitas-extrimitas bergeser ke perut, adalah juga berhubungan dengan suatu fatty liver yang membesar.
Komplikasi-Komplikasi dari NASH
Komplikasi-komplikasi dari NASH termasuk sirosis (juga dipertimbangkan sebagai tingkatan akhir dari NAFLD) dan kanker hati utama atau primary liver cancer (hepatocellular carcinoma, HCC).
Risiko dari pengembangan sirosis pada pasien dengan NASH masih ragu-ragu dan bervariasi mungkin dari 8% ke 15%. Hingga kini, sangat sedikit studi-studi yang memonitor pasien-pasien melalui suatu periode waktu yang cukup untuk mendokumentasi secara benar kemajuan-kemajuan dari NASH ke Sirosis. Ada bukti tidak langsung, bagaimanapun, bahwa NASH dapat menjurus ke sirosis. Sebagai contoh, pada beberapa pasien, pada waktu diagnosis awal dari NASH yang dibuat melalui biopsi hati, sirosis telah hadir, bersama dengan tanda-tanda yang umum dari NASH.
Meskipun begitu, adalah sangat penting untuk mengerti bahwa didalam banyak hal ketika sirosis berkembang, infiltrasi lemak (fatty infiltration) menghilang (regresses) bersama dengan peradangan. Sirosis pada NASH dengan kehilangan lemak dan peradangan dirujuk sebagai sirosis yang terbakar habis ( burned-out cirrhosis). Situasi ini dapat berasal dari berkurangnya lemak yang datang pada hati melalui vena portal (pembuluh yang membawa darah dari usus halus/intestines ke hati). Sebagai tambahan, suatu pengurangan pada pengeluaran insulin (dengan berkembangnya dari DM2 yang tergantung insulin) menyebabkan lemak-lemak triglyceride untuk meninggalkan hati.
Lebih jauh, semakin banyak laporan-laporan mengindikasikan bahwa paling sedikit 50% dari kasus-kasus sirosis Kryptogenik/cryptogenic cirrhosis (sirosis yang penyebab-penyebabnya tidak dapat diidentifikasi) terjadi pada timbulnya obesitas sebelumnya yang sudah berjalan lama dan/atau DM2. Observasi-observasi ini menyarankan bahwa resistensi insulin, karena itu NASH, adalah seringkali dasar dari apa yang disebut sirosis kriptogenik (cryptogenic cirrhosis). Faktanya, sejumlah transplantasi hati untuk sirosis berhubungan denga NASH yang diperkirakan, adalah dalam kenaikan. Angka yang tinggi dari NASH yang berulang yang berkembang pada hati-hati baru dari pasien-pasien yang mendapat transplantasi hati untuk cryptogenic cirrhosis lebih jauh mengkonformasi peran yang menyebabkan dari NASH. Akhirnya, suatu studi dari Perancis menyarankan bahwa pasien-pasien dengan NASH mempunyai suatu risiko mengembangkan sirosis yang sama seperti pasien-pasien dengan HCV. Seperti digambarkan diatas, bagaimanapun, kemajuan ke sirosis pada NASH diperkirakan lambat dan diagnosis sirosis secara khas dibuat pada pasien-pasien pada umur enampuluhan.
Ada juga laporan-laporan dari kanker hati utama/primary liver cancer (hepatocellular carcinoma, HCC) terjadi pada pasien-pasien sirosis yang berhubungan dengan NASH. Tentu saja, timbulnya penyakit (incidence) dari HCC pada sirosis NASH tampak sama dengan yang diobservasi pada sirosis HCV (1-2% per tahun). Proses yang menyebabkan terbentuknya kanker hati pada sirosis NASH tidak diketahui dan juga masih belum dipelajari. HCC dapat berkembang sebagai hasil dari reparasi dan tumbuh kembali dari hati (hepatocellular regeneration) tanpa suatu faktor khas yang berhubungan pada NASH. Beberapa penulis, bagaimanapun, sudah menyarankan bahwa resistensi insulin pada situasi ini dapat memajukan perkembangan dari kanker hati.
Fatty Liver
Diagnosis NAFLD dan NASH
Pada ketidakhadiran dari tanda-tanda spesifik klinis atau biokimia apa saja, NASH tetap suatu diagnosis yang dibuat sesudah meniadakan penyebab-penyebab lainnya dari fatty liver dan penyebab-penyebab lainnya dari enzim-enzim hati yang meningkat.
Abnormalitas biokimia yang paling sering didalam darah pada NASH adalah menetap, transaminase yang meningkat sedikit atau sedang (ALT dan AST). Transaminase adalah enzim-enzim hati yang paling sering meningkat pada tipe-tipe bervariasi dari hepatitis. (Ingat bahwa hepatitis merujuk pada peradangan hati.) Pada NASH, tingkatan-tingkatan mereka cenderung berfluktuasi dari bulan ke bulan, dan seringkali ALT lebih besar dari AST. Ini berbeda dari penyakit hati alkoholik/alcoholic liver disease (ALD), dimana AST umumnya lebih besar dari ALT. Tentu saja, penemuan secara kebetulan ini sering menjurus ke pertimbangan awal dari diagnosis NAFLD atau NASH. Sayangnya, bagaimanapun, tidak ada tes biokimia atau prosedur imaging dapat membedakan simple fatty liver dari NASH.
Kebanyakan tes-tes darah hati lainnya (seperti, bilirubin dan alkaline phosphatase) umumnya normal pada pasien-pasien dengan NASH. Gammaglutamyltranspeptidase (GGTP), bagaimanapun, secara khas meningkat sedang. Serum ferritin (suatu protein terlibat dalam penyimpanan zat besi dan peradangan) dapat meningkat secara signifikan, namun saturasi transferrin (transferrin saturation) umumnya adalah normal. Studi-studi zat besi ini menyarankan kehadiran dari hanya sedikit (mild), jika memeang ada, endapan dari zat besi didalam hati(iron overload).
Tes-tes biokimia abnormal berhubungan dengan resistensi insulin termasuk peningkatan total kolesterol, low-density lipoprotein (LDL, yang disebut kolesterol jahat), triglycerides, dan gula darah dan berkurangnya high-density lipoprotein (HDL, kolesterol baik). Diagnosis dari NAFLD dan NASH dapat dipertimbangkan sesudah mengeluarkan penyebab-penyebab lain dari peningkatan ringan dari transaminase, seperti penyakit hati alkoholik, hepatitis yang disebabkan obat-obatan (drug-induced hepatitis), HBV atau HCV kronis, hepatitis autoimmune, hemochromatosis genetik, defisiensi alpha-1-antitrypsin, dan penyakit Wilson.
Obat-obatan yang dapat memajukan fatty liver (secondary NAFLD) dan bahkan ciri-ciri dari NASH termasuk prednisone, amiodarone (Cordarone), tamoxifen (Nolvadex), methotrexate (Rheumatrex, Trexall), dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDS). Suatu situasi diagnostik yang sulit dapat dijumpai pada pasien-pasien yang meminum obat-obat yang menurunkan kolesterol dari tipe statin. Penyebab kesulitan ini adalah bahwa statin seringkali meningkatkan transaminase tanpa memproduksi luka hati signifakan apa saja. Dalam situasi ini, NAFLD dapat dicurigai jika ALT tetap meningkat lama setelah pemberhentian obat-obatan. Bagaimanapun, jika obat statin yang bertanggung jawab, ALT akan kembali ke normal segera setelah pemberhentian obat. Idealnya, sebelum memulai terapi statin, enzim-enzim hati harus ditentukan dahulu, terutama pada pasien-pasien dengan risiko tinggi untuk NAFLD.
Suatu USG hati yang berkwalitas baik sangat peka (mendeteksi semua fatty livers) dan spesifik (mendeteksi hanya fatty livers) dalam mendiagnosis fatty liver. Penemuan ultrasound klasik pada suatu fatty liver adalah suatu hyperechoic (bright) liver. Ultrasound, bagaimanapun, memerlukan seorang operator yang trampil dan kepekaannya berkurang dengan lemak perut yang meningkat. Computerized tomography (CT) scan melaksanakan dengan baik dalam mendeteksi fatty liver dan bahkan dapat mengukur derajat infiltrasi dari lemak. Teknik ini, bagaimanapun, terhambat oleh segala endapan zat besi di hati yang dapat dihubungkan dengan NAFLD. Magnetic resonance imaging (MRI) adalah secara keseluruhan pemeriksaan imaging yang terbaik untuk fatty liver, namun juga tetap yang paling mahal. Meskipun demikian, tidak ada prosedur imaging berdiri sendiri yang dapat menegakkan diagnose dari NASH.
Jadi, suatu diagnose dugaan dari NAFLD dapat dibuat berdasarkan individu pada kriteria-kriteria sebagai berikut.
* Tanda-tanda klinis dan/atau biokimia dari resistensi insulin
* Peningkatan ALT kronis (berdurasi lama)
* Tanda-tanda dari fatty liver pada ultrasound
* Pengeluaran dari penyebab-penyebab lainnya dari peningkatan ALT dan fatty liver
Hanya suatu biopsi hati, bagaimanapun, dapat menegakkan suatu diagnose pasti dan menentukan kekerasan dari kodisinya.
Kesulitan-kesulitan dalam Evaluasi NAFLD dan NASH
Untuk membuat diagnose dari NAFLD atau NASH, dokter harus sepenuhnya mempertimbangkan kemungkinan peran dari alkohol dalam penyakit hati pasien. Pertimbangan ini memerlukan wawancara detil dari pasien. Pasien juga harus jujur melaporkan penggunaan alkohol kepada dokter. Sayangnya, ini tidak selalu demikian. Lebih-lebih lagi, jumlah alkohol yang diperlukan untuk menyebabkan penyakit hati diperdebatkan. Faktanya, jumlahnya bervariasi dari satu studi ke studi lainnya dan dari satu negara ke negara lainnya, dan juga sangat bervariasi menurut angka-angka individu pada pemrosesan alkohol (metabolisme).
Studi-studi telah menunjukan dengan meyakinkan bahwa NASH berhubungan dengan peningkatan enzim-enzim hati (transaminase). Kepentingan dari peningkatan-peningkatan ini, bagaimanapun, dapat sedikit banyaknya ditaksir terlalu tinggi karena oleh apa yang ditunjuk dalam statistik sebagai suatu inclusion bias. Itu adalah, dalam kebanyakan studi-studi dan juga kebanyakan praktik klinis, hanya pasien-pasien dengan peningkatan transaminase-transaminase menetap yang dipilih untuk biopsi-biopsi hati.
Beberapa studi, bagaimanapun, memasukkan pasien-pasien untuk biopsi hati berdasarkan pada kriteria-kriteria lain dari pada peningkatan enzim-enzim hati. Studi-studi ini menunjukan bahwa NASH dapat hadir pada suatu biopsi hati pada individu dengan tes-tes hati normal dalam kasus-kasus NASH sampai dengan 30%. Lebih jauh, derajat kerusakan hati pada NASH tidak berhubungan dengan (berkorelasi dengan) tingkatan dari enzim-enzim hati. (HCV kronis adaah situasi lainnya dimana tingkat-tingkat enzim hati tidak berkorelasi dengan beratnya penyakit.) Lebih dari itu, suatu fatty liver sendirian dapat memproduksi peningkatan enzim-enzim hati, bahkan peningkatan-peningkatan yang tinggi.
Diantara individu-individu sehat, tingkat-tingkat enzim hati lebih tinggi secara signifikan pada orang-orang dengan suatu BMI lebih besar dari 23kg/m2 dibandingkan dengan yang mempunyai suatu BMI lebih kecil dari 23kg/m2. Perbedaan ini menyarankan bahwa limit atas dari normal untuk enzim-enzim hati harus disesuaikan menurut BMI.
Semua faktor-faktor dipertimbangkan, NASH secara pasti tidak dapat didiagnosis hanya berdasarkan pada penemuan dari enzim-enzim hati abnormal dan tanda-tanda dari fatty liver pada ultrasound. Lebih jauh, pengeluaran pasien-pasien dari biopsi hati berdasarkan enzim-enzim hati normal akan tanpa kecuali mengeluarkan kasus-kasus berpotensi dari NASH.
Petunjuk-Petunjuk Diagnostik untuk NASH Berat
Identifikasi awal dari luka parut yang berat dari hati, atau sirosis, pada pasien-pasien NASH adalah penting secara klinis karena informasi prognostik (hasil) yang dibawanya. Fakta ini sudah menjurus ke beberapa studi-studi berusaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memprediksikan luka parut hati yang berat pada pasien-pasien dengan NASH dan/atau obesitas. Studi-studi ini menemukan bahwa pasien-pasien yang berisiko untuk luka parut yang berat paling sering yang berumur 50 atau lebih tua, obesitas yang signifikan (BMI lebih besar dari 30 kg/m2), dan mempunyai DM2. Juga, mereka seringkali menunjukan suatu peningkatan pada enzim-enzim hati (AST lebih besar dari ALT) walaupun tidak ada kehadiran penggunaan alkohol.
Seperti telah disinggung, beberapa endapan zat besi didalam hati (zat besi yang dimuat berlebihan) mungkin dihubungkan dengan NAFLD atau NASH. Ini kelihatannya lebih umum pada tingkat luka parut yang berat dan takterbalikan/irreversible (sirosis). Tes untuk penanda-penanda (markers) serum zat besi, bagaimanapun, ternyata tidak berguna dalam memprediksi tingkat apa saja dari luka parut hati/liver scarring (fibrosis). Lebih-lebih lagi, peran memprediksi dari penanda genetik/genetic markers (HFE mutations) dari hemochromatosis (kelebihan muatan zat besi yang diwariskan) kelihatannya diragukan.
Biopsi Hati Menunjukan Apa dan Kapan Diperlukan ?
Dalam rangka mendiagnose NASH dengan ketelitian dan memberikan ciri keparahannya, masih belum ada penggantinya untuk melaksanakan suatu biopsi hati. Sampai saat ini, bagaimanapun, tidak ada konsensus untuk suatu definisi mikroskopik yang tepat (pathological) dari NASH atau untuk suatu sistim untuk menilai keparahannya.
Deskripsi awal mendefinisikan NASH, seperti yang disarankan oleh namanya, sebagai perkumpulan dari suatu fatty liver dan peradangan, tidak perduli dengan kehadiran yang berhubungan dengan abnormalitas hati. Abnormalitas-abnormalitas demikian dapat termasuk sel-sel hati yang rusak (hepatocellular necrosis), luka parut (scarring) pada area-area berbeda dari hati (sinusoidal atau portal fibrosis), protein-protein abnormal (Mallory bodies) yang mengendap didalam sel-sel hati, diperkirakan karena peroksidasi (peroxidation), dan gula-gula kompleks yang mengendap didalam nucleus dari sel-sel hati (glycogenated nuclei, sering terlihat pada diabetes).
Jadi, studi-studi awal pada NASH memasukkan pasien-pasien dengan kriteria sederhana (hanya fatty liver dan peradangan) untuk diagnose-diagnose. Kemudian, direkomendasikan bahwa suatu fatty liver dengan peradangan sendiri (steatohepatitis) adalah tidak spesifik dan bahwa beberapa tingkat kematian sel hati (steatonecrosis) diperlukan untuk mendiagnose NASH. Idenya adalah bahwa hanya suatu fatty liver dengan didampingi peradangan bersama dengan kematian sel hati mewakili penyakit yang signifikan, berdasarkan pada penemuan-penemuan biokimia dan potensi untuk membentuk sirosis.
Dengan ketidakpastian-ketidakpastian ini terhadap apakah itu adalah atau bukan NASH, spesialis-spesialis dibidang ini sekarang menyarankan untuk menggunakan suatu pendekatan yang lebih deskriptif. Kecenderungannya adalah sekarang menggunakan suatu kriteria sederhana (fatty liver) untuk melaksanakan diagnose dari NAFLD, dan kemudian menilai beratnya penyakit menurut peradangan, pembinasaan dari sel-sel hati, scarring, dan protein-protein hati yang abnormal.
Meski demikian, spesialis-spesialis tidak sepakat kapan suatu biopsi hati harus dilaksanakan. Karena, seperti yang akan dibahas dibawah, tidak ada perawatan spesifik yang tersedia untuk NAFLD atau NASH, maka hasil dari suatu biopsi hati tidak berdampak pada perawatan pasien. Dengan kata-kata lain, jika seseorang gemuk (obesitas) dan/atau diabetik (kencing manis), dia akan dianjurkan untuk mengurangi berat badannya dengan diet dan latihan-latihan (olahraga), tidak perduli pada hasil dari biopsi.
Pada sisi lain, mungkin penting untuk mengetahui apakah suatu individu menderita NASH yang berat, terutama jika dia muda usianya. NASH yang berat akan mengindikasikan bahwa risikonya tinggi untuk mengembangkan sirosis dikemudian hari. Oleh karenanya, suatu biopsi hati dapat menyediakan informasi penting tentang hasilnya (prognosis). Itu juga dapat mengeluarkan dari kemungkinan kehadiran dari penyakit-penyakit hati lainnya. Dalam protokol-protokol penelitian, suatu biopsi hati mungkin diperlukan untuk mengkwalifikasikan seorang pasien untuk investigasi obat-obatan terlarang (drug). Jika tidak, keputusan apakah membiopsi hati atau tidak untuk mendiagnosis NASH pada praktik klinis harus dibuat berdasarkan pada basis kasus per kasus.
Fatty Liver
Perawatan NAFLD dan NASH
Ketika sejarah klinis alamiah dan proses-proses yang terlibat pada perkembangan dari NAFLD mulai pelan-pelan terbuka seluk beluknya, tidak ada satupun perawatan yang benar-benar efektif yang ditemukan sampai saat ini. Bagaimanapun, pengertian umum mendikte bahwa kehilangan berat badan, jika kelebihan berat, dan mengoreksi peningkatan kolesterol, triglycerides, dan gula darah akan menguntungkan pada NAFLD.
Namun sangat sedikit data yang ada dari efek-efek dari pengurangan berat badan dan latihan pada kemajuan dari penyakit fatty liver. Suatu studi retrospektif menunjukan bahwa pada individu-individu gemuk (obesitas) dengan peningkatan awal transaminase-transaminase, penambahan berat badan menjurus ke peningkatan yang lebih jauh dari enzim-enzim hati. Dalam perbandingan, suatu kehilangan berat dari 10% menjurus ke pengurangan signifikan pada enzim-enzim dan bahkan ke transaminase-transaminase normal pada beberapa pasien-pasien. Pengurangan enzim terjadi pada angka 8% per 1% kehilangan berat badan.
Dalam studi-studi pada pasien-pasien yang menjalani operasi-operasi pengecilan perut (gastric) untuk obesitas tidak wajar, kehilangan berat yang banyak sekali (substantial) diiringi oleh suatu pengurangan yang diberi tanda pada transaminase-tranaminase dan suatu kemunduran (regression) dari fatty liver. Bagaimanapun, kehilangan berat yang cepat (rapid) dalm situasi ini dapat juga mempengaruhi (induce) kejadian dari fatty liver dengan peradangan hati. Mungkin peradangan cytokines dan lemak yang memproduksi fatty liver dan peradangan datang dari lemak tubuh (adipose tissue), terutama sisanya dari lemak perut.
Ada sedikit data yang dipublikasikan tentang penggunan dari agen-agen yang menurunkan glukosa (hypoglycemic) atau agen-agen yang menurunkan lipid pada perawatan NASH. Troglitazone (Rezulin) adalah suatu senyawa PPARg (peroxisome proliferator activating receptor gamma) yang, seperti diindikasikan diatas, meningkatkan efek-efek insulin. FDA (Food and Drug Administration), bagaimanapun, menarik obat ini dari pasar karena menyebabkan kasus-kasus dari luka hati yang berat (hepatotoxicity). Sebelum obat ditarik, bagaimanapun, suatu percobaan yang kecil dari troglitazone pada pasien-pasien dengan NASH dilaksanakan selama 6 bulan. Studi menunjukan suatu pengurangan signifikan pada transaminase-transaminase, namun hanya perbaikan yang sedang pada keparahan mikroskopik (histological) pada biopsi-biopsi hati.
Troglitazone, seperti juga obat-obatan lain pada kelasnya (thiazolidinediones), meningkatkan kepekaan insulin dan mungkin mengurangi peradangan dan luka parut (scarring) didalam hati. Suatu percobaan singkat dengan gemfibrozil (Lopid), suatu obat yang menurunkan lemak-lemak darah (antilipidemic agent), menunjukan beberapa efek-efek positif. Dia menurunkan transaminase-transaminase dan serum triglycerides, namun biopsi-biopsi hati yang dilanjuti tidak dilaksanakan. Suatu percobaan satu tahun dari clofibrate (Atromid-S), obat lain yang menurunkan lemak-lemak darah, bagaimanapun, tidak mempunyai efek positif apapun juga. Metformin (Glucophage), adalah suatu agen peningkatan insulin (sensitizing) digunakan secara ekstensif untuk merawat DM2. Obat ini dipelajari dalam kelompok kecil dari pasien-pasien NASH dan menunjukan efek-efek yang menguntungkan pada transaminase-transaminase dan mengurangi infiltrasi lemak (fatty infiltration) didalam hati. Suatu percobaan yang besar sedang berlangsung. Data terbaru juga menyarankan bahwa menurunkan kolesterol dan triglycerides menggunakan obat-obatan seperti statins membantu mengurangi fatty liver.
Dalam satu percobaan yang dipublikasikan, suatu kursus satu tahun dari ursodiol (Actigall, Urso) pada pasien-pasien dengan NASH mengurangi transaminase-transaminase dan memperbaiki biopsi-biopsi hati. Cara kerja molekul asam empedu (bile acid molecule) ini tetap tidak jelas, tapi mungkin melibatkan efek-efek pada sistim kekebalan (immune system) yang mengurangi peradangan. Tetapi data terbaru tidak dapat mengkonfirmasi kemanjuran dari Actigall dalam merawat fatty liver.
Mengingat bahwa berbagai proses terlibat dalam menyebabkan NASH, mungkin saja bahwa banyak kelas-kelas yang berbeda dari obat-obatan, seperti juga kehilangan berat, akan mempunyai efek-efek yang bermanfaat. Obat-obatan yang dapat diterima termasuk:
* Agen-agen pembuat kepekaan insulin, seperti dua yang baru thiazolidinediones, pioglitazone (Actos) dan rosiglitazone (Avandia), dan metformin (Glucophage)
* Obat-obatan yang menurunkan lemak-lemak (lipids) seperti obat-obat statin dan Lopid
* Obat-obat yang memperbaiki aliran darah, seperti pentoxifylline (Trental)
Kiranya, kehilangan berat melalui latihan dan modifikasi diet bersama dengan agen-agen pembuat kepekaan insulin akan membantu membalikan infiltrasi lemak dari hati. Terapi-terapi lainnya mungkin bermanfaat dalam melambatkan proses-proses peradangan dan scarring. Suatu kombinasi dari terapi-terapi akan mungkin menjadi yang paling bermanfaat.
Masa Depan NAFLD dan NASH
NAFLD mungkin adalah ketidaknormalan hati tunggal yang paling umum di Amerika. Itu kelihatannya dihubungkan langsung pada epidemi obesitas yang meningkat pada dewasa dan juga pada anak-anak. Jadi, dalam satu arti, NAFLD adalah suatu penyakit hati yang ditimbulkan sendiri (self-inflicted), sangat banyak menyerupai penyakit hati alkoholik (alcoholic liver disease). Tetapi hanya bagian kecil (minority) dari pasien-pasien yang gemuk atau diabetic akan mengembangkan penyakit hati berat dan ini kemungkin besar ditentukan secara genetik. Sebagai tambahan, bukti-bukti yang meningkat menyarankan bahwa kegemukan dan diabetes dapat memperburuk penyakit hati alkoholik dan penyakit hati yang disebabkan HCV.
Karena sebab-sebab ini, peneliti-peneliti ilmu pengetahuan dasar, spesialis-spesialis hati (hepatologists), ahli-ahli gizi, dan spesialis-spesialis hormone (endocrinologists) menggabungkan usaha-usaha mereka untuk memahami lebih baik dan mengetahui proses ini yang telah diakui untuk hanya 30 tahun yang lalu.
Penelitian kedalam genetik dari proses ini akan mengungkapkan jalan-jalan kecil yang menjurus ke penyakit berat dan membantu untuk mengenali pasien-pasien yang paling berisiko. Penelitian klinis akan membantu kita memahami sejarah klinis alamiah dari proses ini dan mudah-mudahan mengidentifikasi ramalan-ramalan dari hasil. Penelitian ilmu pengetahuan dasar akan ditujukan pada pengertian bagaimana penyakit timbul dan proses-proses yang terlibat. Pengetahuan ini kemudian dapat menjurus kepada perkembangan dari perawatan-perawatan spesifik. Sekarang ini, percobaan-percobaan kecil sedang berlansung yang melibatkan agen-agen pembuat kepekaan insulin, seperti metformin (Glucophage), rosiglitazone (Avandia), dan pioglitazone (Actos). Perawatan-perawatan lainnya dengan efek-efek anti-oxidant mungkin membuktikan faedahnya.
Pada dasarnya, bagaimanapun, bahwa perawatan tunggal paling efektif untuk orang-orang kegemukan denga NASH adalah sangat sederhana yaitu menghilangkan berat melalui diet dan latihan. Sayangnya, ini adalah tugas yang tidak mudah dalam masyarakat kita sekarang, yang didominasi oleh gaya hidup menetap dan diet-diet yang tinggi kalori, tinggi karbohidrat, tinggi lemak. Dengan usaha besar, bagaimanapun, pengurangan berat dapat dicapai. Lebih jauh, dalam pandangan dari peran yang mungkin sekali dari infiltrasi lemak pada penyakit-penyakit hati lainnya, pengurangan berat mungkin ditambahkan pada perawatan dari penyakit-penyakit hati lainnya ini, seperti terapi anti virus (anti-viral therapy) untuk HCV. Akhirnya, NASH mungkin dapat secara meluas dicegah dan dieliminasi dengan mempromosikan kebiasaan-kebiasaan makan yang sehat dan gaya hidup yang aktif pada anak-anak, dimana semuanya dimulai.
Komentar
Posting Komentar