Kanker Usus Besar
Definisi Kanker
Kanker adalah suatu kelompok lebih dari 100 penyakit yang berbeda-beda. Mereka mempengaruhi unit dasar tubuh yaitu sel. Kanker terjadi ketika sel-sel menjadi abnormal dan membelah tanpa kontrol atau aturan. Seperti semua organ-organ lain tubuh, usus besar (colon) dan rektum (rectum) terdiri dari banyak tipe-tipe dari sel-sel. Secara normal, sel-sel membelah untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel hanya ketika tubuh membutuhkan mereka. Proses yang teratur in membantu mempertahankan kita sehat.Jika se-sel tetap terus membelah ketika sel-sel baru tidak diperlukan, suatu massa dari jaringan terbentuk. Massa dari jaringan ekstra ini, disebut suatu pertumbuhan atau tumor, dapat ramah (tidak berbahaya) atau ganas (berbahaya).
Tumor-tumor yang ramah adalah bukan kanker. Mereka biasanya dapat diangkat dan, pada banyak kasus-kasus, mereka tidak timbul kembali. Paling penting, sel-sel dari tumor-tumor ramah tidak menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ramah adalah jarang suatu ancaman nyawa.
Tumor-tumor ganas adalah kanker. Sel-sel kanker dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ dekat tumor. Juga, sel-sel kanker dapat pecah dan keluar dari suatu tumor ganas dan masuk kedalam aliran darah atau sistim getah bening. Ini adalah bagaimana kanker menyebar dari tumor primer untuk membentuk tumor-tumor baru pada bagian-bagian lain tubuh. Penyebaran dari tumor disebut metastasis.
Ketika kanker menyebar ke bagian lain tubuh, tumor yang baru mempunyai macam yang sama dari sel-sel abnormal dan nama yang sama seperti kanker primer. Contohnya, jika kanker usus besar menyebar ke hati, sel-sel kanker didalam hati adalah sel-sel kanker usus besar. Penyakitnya adalah kanker usus besar yang menyebar (metastatic colon cancer), jadi ia bukan kanker hati.
Definisi Kanker Usus Besar (Colon) dan Kanker Rektum (Rectum)
Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system) dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus besar. Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.Secara global, kanker usus besar dan rektum adalah penyebab pemimpin ketiga dari kanker pada pria-pria dan penyebab pemimpin keempat dari kanker pada wanita-wanita. Frekwensi dari kanker koloretal bervariasi diseluruh dunia. Ia adalah umum di dunia barat dan adalah jarang di Asia dan Africa. Di negara-negara dimana orang-orang telah mengadopsi diet-diet barat, kejadian dari kanker kolorektal meningkat.
Penyebab-Penyebab Kanker Usus Besar
Dokter-dokter yakin bahwa kanker kolorektal adalah tidak menular (seseorang tidak dapat mendapat penyakit dari seorang pasien kanker). Beberaa orang lebih mungkin mengembangkan kanker kolorektal daripada yang lainnya. Faktor-faktor yang meningkatkan suatu risiko kanker kolorektal seseorang termasuk masukan yang tinggi lemak, suatu sejarah keluarga dari kanker kolorektal dan polip-polip, kehadiran dari polip-polip di usus besar, dan radang usus besar karena borok yang kronis (chronic ulcerative colitis).Diet (Makanan) dan Kanker Usus Besar
Diet-diet yang tinggi lemak dipercayai mempengaruhi (memberi kecenderungan) manusia pada kanker kolorektal. Di negara-negara dengan angka-angka kanker kolorektal yang tinggi, masukan lemak oleh populasi adalah jauh lebih tinggi daripada di negara-negara dengan angka-angka kanker yang rendah. Dipercayai bahwa produk-produk pemecahan (penguraian) dari metabolisme lemak menjurus pada pembentukan kimia-kimia yang menyebabkan kanker (carcinogens). Diet-diet yang tinggi sayur-sayuran dan makanan-makanan yang tinggi serat seperti roti-roti whole-grain dan gandum-gandum dapat membersihkan usus dari karsinogen-karsinogen ini dan membantu mengurangi risiko kanker.Polip-Polip Usus Besar dan Kanker Usus Besar
Dokter-dokter percaya bahwa kebanyakan kanker-kanker usus besar berkembang di polip-polip usus besar. Oleh karenanya, mengangkat polip-polip usus besar yang ramah dapat mencegah kanker kolorektal. Polip-polip usus besar berkembang ketika kerusakan kromosom terjadi pada sel-sel lapisan dalam dari usus besar. Kromosom-kromosom mengandung informasi genetik yang diwariskan dari setiap orangtua. Secara normal, kromosom-kromosom yang sehat mengontrol pertumbuhan sel-sel dalam suatu cara yang teratur. Ketika kromosom-kromosom rusak, pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol, berakibat pada massa-massa dari jaringan-jaringan ekstra (polip-polip). Polip-polip usus besar awalnya adalah ramah (bersifat baik). Melalui tahun-tahun, polip-polip usus besar yang ramah dapat memperoleh kerusakan kromosom tambahan untuk menjadi bersifat kanker.Radang Borok Usus Besar dan Kanker Usus Besar
Radang borok usus besar (ulcerative colitis) yang kronis menyebabkan peradangan lapisan dalam usus besar. Kanker usus besar adalah suatu komplikasi yang diakui dari radang borok usus besar yang kronis. Risiko mulai timbul setelah delapan sampai 10 tahun dari kolitis (radang usus besar). Risiko mengembangkan kanker usus besar pada seorang pasien dengan radang borok usus besar (ulcerative colitis) juga dihubungkan dengan lokasi dan perluasan dari penyakitnya.Perkiraan-perkiraan sekarang dari kejadian kumulatif dari kanker usus besar yang berhubungan dengan ulcerative colitis adalah 2.5% pada 10 tahun, 7.6% pada 30 tahun, dan 10.8% pada 50 tahun. Pasien-pasien yang berada pada risiko kanker yang lebih tinggi adalah mereka dengan suatu sejarah kanker usus besar, suatu kolitis yang berlangsung lama, keterlibatan usus besar yang meluas, dan mereka dengan primary sclerosing cholangitis (PSC).
Karena kanker-kanker yang berhubungan dengan ulcerative colitis mempunyai suatu hasil akhir yang lebih baik jika ditemukan pada suatu stadium awal, pemeriksaan-pemeriksaan usus besar setiap tahun seringkali direkomendasikan setelah delapan tahun setelah ditemuinya penyakit yang meluas. Selama pemeriksaan-pemeriksaan ini, contoh-contoh dari jaringan (biopsies) dapat diambil untuk mencari perubahan-perubahan sebelum bersifat kanker pada sel-sel pelapis dari usus besar. Jika perubahan-perubahan sebelum bersifat kanker ditemukan, pengangkatan usus besar mungkin diperlukan untuk mencegah kanker usus besar.
Genetik-Genetik dari Kanker Usus Besar
Latar belakang genetik seseorang adalah suatu faktor risiko kanker usus besar yang penting. Diantara saudara-saudara tingkat satu dari pasien-pasien kanker usus besar, risiko sepanjang umur dari mengembangkan kanker usus besar adalah 18% (suatu peningkatan tiga kali dari populasi umum di Amerika.Meskpun sejarah kanker usus besar keluarga adalah suatu faktor risiko yang penting, mayoritas (80%) dari kanker-kanker usus besar terjadi secara sporadis pada pasien-pasien yang tidak mempunyai sejarah kanker usus besar keluarga. Kira-kira 20% dari kanker-kanker dihubungkan dengan suatu sejarah kanker usus besar keluarga. Dan 5 % dari kanker-kanker usus besar disebabkan oleh sindrom-sindrom kanker usus besar yang diwariskan. Sindrom-sindrom kanker usus besar yang diwariskan adalah kekacaun-kekacauan dimana anggota-anggota keluarga yang dipengaruhi telah mewariskan kerusakan-kerusakan genetik yang menyebabkan kanker dari satu atau kedua orangtua.
Kromosom-kromosom mengandung informasi genetik, dan kerusakan-kerusakan kromosom menyebabkan kerusakan-kerusakan genetik yang menjurus pada pembentukan polip-polip usus besar dan kemudian kanker usus besar. Pada polip-polip dan kanker-kanker sporadis (polip-polip dan kanker-kanker yang berkembang tanpa kehadiran sejarah keluarga), kerusakan-kerusakan kromosom adalah yang diperoleh (berkembang dalam suatu sel sewaktu kehidupan dewasa). Kromosom-kromosom yang rusak hanya dapat ditemukan pada polip-polip dan kanker-kanker yang berkembang dari sel itu. Namun pada sindrom-sindrom kanker usus besar yang diwariskan, kerusakan-kerusakan kromosom diwariskan pada waktu kelahiran dan hadir di setiap sel tubuh. Pasien-pasien yang telah mewariskan gen-gen sindrom kanker usus besar yang diwariskan berada pada risiko mengembangkan jumlah yang besar dari polip-polip usus besar, biasanya pada umur-umur yang muda, dan berada pada tingkat risiko yang tinggi mengembangkan kanker usus besar pada awal hidupnya, dan juga berada pada risiko mengembangkan kanker-kanker pada organ-organ lainnya.
FAP (familial adenomatous polyposis) adalah suatu sindrom kanker usus besar yang diwariskan dimana anggota-anggota keluarga yan dipengaruhi akan mengembangkan jumlah yang tidak terhitung (ratusan, kadangkala ribuan) dari polip-polip usus besar mulai dari sewaktu umur belasan. Kecuali kondisinya terdeteksi dan dirawat (perawatan termasuk pengangkatan usus besar) dini, seseorang yang dipengaruhi oleh sidrom polip keluarga adalah hampir dipastikan mengembangkan kanker usus besar dari polip-polip ini. Kanker-kanker biasanya berkembang di umur empatpuluhan (40). Pasien-pasien ini juga berada pada risiko mengembangkan kanker-kanker lainnya seperti kanker-kanker pada kelenjar tiroid, perut, dan ampulla (bagian dimana saluran empedu mengalir kedalam usus dua belas jari/duodenum tepat dibelakang perut).
AFAP (attenuated familial adenomatous polyposis) adalah suatu versi yang lebih ringan dari FAP. Anggota-anggota yang terpengaruh mengembangkan lebih sedikit dari 100 polip-polip usus besar. Meskipun demikian, mereka tetap berada pada risiko yang sangat tinggi mengembangkan kanker usus besar pada umur-umur muda. Mereka juga berisiko mempunyai polip-polip lambung dan polip-polip duodenum (usus dua belas jari).
HNPCC (hereditary nonpolyposis colon cancer) adalah suatu sindrom kanker usus besar warisan dimana anggota-anggota keluarga yang dipengaruhinya dapat mengembangkan polip-polip dan kanker-kanker usus besar, biasanya pada usus besar kanan, pada umur tigapuluhan (30) dan empatpuluhan (40).Pasien-pasien HNPCC tertentu juga berisiko mengembangkan kanker kandungan (uterine cancer), kanker perut, kanker indung telur (ovarian cancer), dan kanker-kanker ureters (tabung-tabung yang menghubungkan ginjal-ginjal ke kandung kemih), dan saluran empedu (saluran-saluran yang mengalirkan empedu dari hati ke usus).
MYH polyposis syndrome adalah suatu sindrom kanker usus besar warisan yang akhir-akhir ini ditemukan. Anggota-anggota yang dipengaruhi secara khas mengembangkan 10-100 polip-polip yang terjadi pada sekitar umur empatpuluhan (40), dan berisko tinggi mengembangkan kanker usus.
Gejala-Gejala Kanker Usus Besar
Gejala-gejala kanker usus besar adalah banyak dan tidak spesifik. Mereka termasuk kelelahan, kelemahan, sesak napas, perubahan-perubahan pada kebiasaan-kebiasaan usus besar, feces-feces yang sempit (kecil), diare atau sembelit, darah merah atau hitam pada feces, kehilangan berat badan, sakit perut, kejang-kejang, atau kembung. Kondisi-kondisi lain seperti irritable bowel syndrome (usus besar yang kejang), ulcerative colitis, penyakit Crohn, diverticulosis, dan penyakit bisul perut (peptic ulcer) dapat mempunyai gejala-gejala yang meniru kanker kolorektal.Kanker usus besar dapat hadir untuk beberapa tahun sebelum gejala-gejalanya berkembang. Gejala-gejalanya bervariasi menurut dimana didalam usus besar tumornya berlokasi. Usus besar kanan adalah luas (lapang), dan kanker-kanker dari usus besar kanan dapat tumbuh ke ukuran-ukuran besar sebelum mereka menyebaban gejala-gejala perut manapun. Secara khas, kanker-kanker usus besar sebelah kanan menyebabkan anemia yang kekurangan zat besi (iron deficiency anemia) disebabkan oleh hilangnya darah secara perlahan melalui suatu periode waktu yang panjang. Anemia kekurangan zat besi (iron deficiency anemia) menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan sesak napas. Usus besar kiri adalah lebih sempit daripada usus besar kanan. Oleh karenanya, kanker-kanker dari usus besar kiri lebih mungkin menyebabkan halangan usus besar sebagian atau sepenuhnya. Kanker-kanker yang menyebabkan halangan usus besar sebagian dapat menyebabkan gejala-gejala sembelit, feces yang sempit, diare, nyeri-nyeri perut, kejang-kejang, dan kembung. Darah merah yang terang pada feces mungkin juga mengindikasikan suatu pertumbuhan dekat akhir dari usus besar kiri atau rektum.
Tes-Tes Untuk Mendeteksi Kanker Usus Besar
Ketika kanker usus besar dicurigai, salah satu dari suatu lower GI series (barium enema x-ray) atau colonoscopy dilakukan untuk menkonfirmasikan diagnosis dan melokalisir tumor.Suatu barium enema melibatkan pengambilan x-rays dari usus besar dan rektum setelah pasien diberikan suatu enema dengan suatu cairan yang putih seperti kapur yang mengandung barium. Barium memperlihatkan usus-usus besar pada x-rays. Tumor-tumor dan kelainan-kelainan lainnya tampak sebagai bayangan-bayangan gelap pada x-rays.
Colonoscopy adalah suatu prosedur dimana dokter memasukkan suatu tabung panjang penglihat yang lentur kedalam rektum dengan tujuan memeriksa bagian dalam dari seluruh usus besar. Colonoscopy pada umumnya dipertimbangkan lebih akurat daripada barium enema x-rays, terutama dalam mendeteksi polip-polip kecil. Jika polip-polip usus besar ditemukan, mereka biasanya diangkat melalui colonoscope dan dikirim ke ahli patologi. Ahli patologi memeriksa polip-polip dibawah mikroskop untuk memeriksa kanker. Ketika mayoritas (kebanyakan) dari polip-polip yang diangkat melalui colonoscopes adalah jinak (ramah), banyak adalah yang belum bersifat kanker (precancerous). Pengangkatan dari polip-polip sebelum bersifat kanker mencegah pengembangan dari kanker usus besar dimasa depan dari polip-polip ini.
Jika pertumbuhan-pertumbuhan yang bersifat kanker ditemukan sewaktu colonoscopy, contoh-contoh jaringan yang kecil (biopsies) dapat diperoleh dan diperiksa dibawah mikoroskop untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Jika kanker usus besar dikonfirmasikan oleh suatu biopsy, pemeriksaan-pemeriksaan pementasan dilakukan untuk menentukan apakah kanker telah menyebar pada organ-organ lain. Karena kanker kolorektal cenderung untuk menyebar ke paru-paru dan hati, tes-tes pementasan biasanya memasukkan x-rays dada, ultrasonography, atau suatu scan CAT scan dari paru-paru, hati, dan perut.
Kadangkala, dokter dapat mendapatkan suatu tes darah untuk CEA (carcinoembyonic antigen). CEA adalah suatu unsur yang dihasilkan oleh beberapa sel-sel kanker. Ia adakalanya ditemukan dalam tingkat-tingkat yang tinggi pada pasien-pasien dengan kanker kolorektal, terutama ketika penyakitnya telah menyebar.
Mencegah Kanker Usus Besar
Sayangnya, kanker-kanker usus besar telah berlanjut jauh sebelum mereka terdeteksi. Pencegahan kanker usus besar yang paling efektif adalah deteksi dini dan pengangkatan dari polip-polip usus besar yang belum bersifat kanker sebelum mereka berubah menjadi bersifat kanker. Bahkan pada kasus-kasus dimana kanker telah berkembang, deteksi awal tetap masih memperbaiki secara signifikan kemungkinan dari suatu penyembuhan dengan pengangkatan kanker secara operasi sebelum penyakitnya menyebar ke organ-organ lain. Berbagai organisasi-organisasi kesehatan dunia telah menyarankan petunjuk-petunjuk screening secara umum.Pemeriksaan Rektum Dengan Jari Dan Tes Darah Yang Tersembunyi Dari Feces
Adalah direkomendasikan bahwa semua individu-individu yang umurnya lebih dari 40 tahun mempunyai pemeriksaan-pemeriksaan rektum dengan jari setiap tahun dan fecesnya diperiksa untuk darah yang tersembunyi. Sewaktu pemeriksaan rektum dengan jari, dokter memasukkan suatu jari yang disarungi kedalam rektum untuk merasakan pertumbuhan-pertumbuhan yang abnormal. Contoh-contoh feces dapat diperoleh untuk memeriksa darah yang tersembunyi (occult blood). Kelenjar prostat dapat diperiksa pada saat yang bersamaan.Suatu tes screening yang penting untuk kanker-kanker dan polip-polip kolorektal adalah tes darah tersembunyi dari feces. Tumor-tumor dari usus besar dan rektum cenderung berdarah pelan-pelan kedalam feces. Jumlah yang kecil dari darah yang tercampur kedalam feces biasanya tidak terlihat oleh mata yang telanjang. Tes-tes darah tersembunyi feces yang umumnya digunakan bersandar pada perubahan-perubahan (konversi) warna kimia untuk mendeteksi jumlah-jumlah yang mikroskopik (sangat kecil) dari darah. Tes-tes ini adalah kedua-duanya menyenangkan dan tidak mahal. Suatu jumlah kecil dari contoh feces dicoreng pada suatu kartu yang khusus untuk tes darah tersembunyi. Biasanya, tiga kartu-kartu feces yang berurutan dikumpulkan. Seseorang yang tes-tesnya positif untuk darah yang tersembunyi di feces mempunai suatu kemungkinan dari 30% sampai 45% mempunyai suatu polip usus besar dan suatu kemungkinan dari 3% sampai 5% mempunyai suatu kanker usus besar. Kanker-kanker usus besar yang ditemukan dibawah keadaan-keadaan ini cenderung adalah awal (dini) dan mempunyai suatu prognosis jangka panjang yang lebih baik.
Adalah penting untuk mengingat bahwa mempunyai feces yang dites positif untuk darah yang tersembunyi tidak perlu berarti orang itu mempunyai kanker usus besar. Banyak kondisi-kondisi lain dapat menyebabkan darah yang tersembunyi di feces. Bagaimanapun, pasien-pasien dengan suatu darah yang tersembunyi di feces harus menjalankan evaluasi-evaluasi lebih jauh melibatkan barium enema x-rays, colonoscopies, dan tes-tes lainnya untuk mengeluarkan/meniadakan kanker usus besar, dan untuk menerangkan sumber perdarahan. Adalah juga penting untuk menyadari bahwa feces yang telah dites negatif untuk darah yang tersembunyi tidak berarti ketidakhadiran dari polip-polip dan kanker kolorektal. Bahkan dibwah kondisi-kondisi tes yang ideal, paling sedkit 20% dari kanker-kanker usus besar dapat luput dari sceening darah yang tersembunyi dari feces. Banyak pasien-pasien dengan polip-polip usus besar diperiksa negatif untuk darah yang tersembunyi dari feces. Pada pasien-pasien yang dicurigai mempunyai tumor-tumor usus besar, dan pada mereka-mereka dengan faktor-faktor risiko tinggi mengembangkan polip-polip dan kanker kolorektal, sigmoidoscopies yang lentur atau screening colonoscopies dilakukan bahkan jika tes-tes darah yang tersembunyi dari feces adalah negatif.
Flexible sigmoidoscopy dan colonoscopy
Mulai pada umur 50 tahun, suatu tes-tes screening flexible sigmoidoscopy direkomendasikan setaiap tiga sampai lima tahun. Flexible sigmoidoscopy adalah suatu pemeriksaan dari rektum dan usus besar yang lebih bawah menggunakan suatu tabung penglihat (suatu versi pendek dari colonoscopy). Studi-studi akhir ini telah menunjukan bahwa penggunaan screening flexible sigmoidoscopy dapat mengurangi kematian dari kanker usus besar. Ini adalah hasil dari pedeteksian polip-polip atau kanker-kanker dini pada orang-orang tanpa gejala-gejala. Jika sebuah polip atau kanker ditemukan, suatu colonoscopy yang komplit direkomendasikan. Kebanyakan dari polip-polip usus besar dapat diangkat sepenuhnya oleh colonoscopy tanpa operasi terbuka. Baru-baru ini dokter-dokter merekomendasikan screening colonoscopies sebagai gantinya screening flexible sigmoidoscopies untuk individu-individu yang sehat mulai pada umur 50-55 tahun.Pasien-pasien denga suatu risiko tinggi mengembangkan kanker kolorektal dapat menjalankan colonoscopies mulai pada umur-umur lebih muda dari 50 tahun. Contohnya, pasien-pasien dengan sejarah kanker usus besar keluarga direkomendasikan untuk memulai screening colonoscopies pada suatu umur yang 10 tahun sebelum kanker usus besar paling awal yang didiagnosis pada seorang saudara tingkat satu, atau lima tahun lebih awal dari polip usus besar sebelum bersifat kanker yang paling awal ditemukan pada seorang saudara tingkat satu. Pasien-pasien dengan sindrom-sindrom kanker usus besar warisan seperti FAP, AFAP, HNPCC, dan MYH direkomendasikan memulai colonoscopies lebih awal. Rekomendasi-rekomendasi berbeda tergantung dari kerusakan genetik, contohnya pada FAP; colonoscopies dapat mulai sewaktu umur-umur belasan untuk mencari perkembangan polip-polip usus besar. Pasien-pasien dengan suatu sejarah sebelumnya dari polip-polip atau kanker usus besar dapat juga menjalankan colonoscopies untuk meniadakan terjadinya kembali. Pasien-pasien dengan suatu sejarah panjang (lebih besar dari 10 tahun) dari radang borok usus besar yang kronis (chronic ulcerative colitis) mempunyai suatu peningkatan kanker usus besar, dan harus mempunyai colonoscopies secara teratur untuk mencari perubahan-perubahan sebelum bersifat kanker (precancerous changes) pada lapisan usus besar.
Konsulatasi Dan Tes Genetik
Tes-tes darah sekarang tersedia untuk memeriksa sindrom-sindrom kanker usus besar warisan FAP, AFAP, MYH, dan HNPCC. Keluarga-keluarga dengan berbagai anggota-anggota yang mempunyai kanker-kanker usus besar, anggota-anggota dengan berbagai polip-polip usus besar, anggota-anggota yang mempunyai kanker-kanker pada umur-umur muda, dan mempunyai kanker-kanker lain seperti kanker-kanker ureters, kandungan (uterus), duodenum (usus dua bela jari), dan lain-lain harus dirujuk pada konsultasi genetik yang kemungkinan diikuiti oleh tes-tes genetik. Tes-tes genetik tanpa konsulatasi sebelumnya tidak dianjurkan karena pendidikan keluarga yang ekstensif yang terlibat dan sifat yang ruwet dari menginterpretasikan hasil-hasil tes.Keuntungan-keuntungan dari konsultasi genetik yang diikuti oleh tes-tes genetik termasuk: (1) mengidentifikasi anggota-anggota keluarga yang berisiko tinggi mengembangkan kanker usus besar untuk memulai colonoscopies lebih awal; (2) mengidentifikasi anggota-anggota berisiko tinggi sehingga screening dapat mulai untuk mencegah kanker-kanker lain seperti tes-tes ultrasound untuk kanker kandungan, pemeriksaan-pemeriksaan urin untuk kanker ureter, dan endoscopies atas untuk kanker-kanker perut dan usus dua belas jari (duodenum); dan (3) mengurangi kekhwatiran untuk anggota-anggota yang tesnya negatif untuk kerusakan-kerusakn genetik warisan.
Diet dan Kanker Usus Besar Untuk mencegah Kanker Usus Besar
Orang-orang dapat merubah kebiasaan-kebiasaan makan mereka dengan mengurangi masukan lemak dan meningkatkan serat pada diet (makanan) mereka. Sumber-sumber utama dari lemak adalah daging, telur-telur, produk-produk susu, salad dressings, dan minyak-minyakyang digunakan untuk masak. Serat adalah bagian dari materi tanaman yang tidak dapat larut dan tidak dapat dicerna yang hadir dalam buah-buhan, sayur-sayuran, dan roti-roti whole-grain dan gandum-gandum. Adalah didalilka bahwa serat yang tinggi didalam diet menjurus pada penciptaan dari feces-feces yang besar sekali ukurannya yang dapat membersihkan usus-usus dari karsinogen-karsinogen yang berpotensi. Sebagai tambahan, serat menjurus pada transit yang lebih cepat dari feces melalui usus, jadi mengizinkan lebih sedikit waktu untuk suatu karsinogen yang berpotesi untuk bereaksi dengan lapisan usus.Perawatan-Perawatan dan Kelangsungan Hidup untuk Kanker Usus Besar
Pembedahan adalah perawatan yang paling umum untuk kanker kolorektal. Sewaktu pembedahan, tumor, suatu garis tepi yang kecil dari usus sekelilingnya yang sehat, dan simpul-simpul getah bening diangkat. Ahli bedah kemudian menyambung kembali bagian-bagian yang sehat dari usus. Pada pasien-pasien dengan kanker rektum, rektumnya diangkat untuk selamanya. Ahli bedah kemudian menciptakan suatu lubang pembukaan (colostomy) pada dinding perut dari mana pembuangan yang padat (feces) didalam usus dikeluarkan. Perawat-perawat yang dilatih secara khusus (enterostomal therapists) dapat membantu pasien-pasien menyesuaikan diri pada colostomies, dan kebanyakan pasien-pasien dengan colostomies kembali ke suatu gaya hidup yang normal.Prognosis jangka panjang setelah pembedahan tergantung dari apakah kanker telah menyebar ke organ-organ lain (metastasis). Risiko metastasis adalah sebanding pada dalamnya penetrasi dari kanker kedalam dinding usus. Pada pasien-pasien dengan kanker usus besar awal yang terbatas pada lapisan luar (dangkal) dinding usus, pembedahan (operasi) adalah seringkali satu-satunya perawatan yang diperlukan. Pasien-pasien ini dapat mengalami kelangsungan hidup jangka panjang yang lebih dari 80%. Pada pasien-pasien dengan kanker usus besar yang telah lanjut, dimana tumor telah menembus ke belakang dinding usus besar dan ada bukti dari metastasis ke organ-organ yang berjarak jauh, kelangsungan hidup lima tahun adalah lebih kecil dari 10%.
Pada beberapa pasien-pasien, tidak ada bukti dari metastasis jarak jauh pada waktu operasi, namun kanker telah sangat menembus kedalam dinding usus besar atau mencapai simpul-simpul getah bening yang berdekatan. Pasien-pasien ini berisiko pada terjadinya kembali tumor dari salah satu ini yaitu secara lokal atau pada organ-organ jarak jauh. Kemoterapi pada pasien-pasien ini mungkin memperlambat terjadinya kembali tumor dan memperbaiki kelangsungan hidup.
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Ia adalah suatu terapi sistemik, yang berarti bahwa pengobatan berjalan melalui seluruh tubuh untuk menghancurkan sel-sel kaker. Setelah operasi kanker usus besar, beberapa pasien-pasien mungkin mengandung microscopic metastasis (foci yang kecil dari sel-sel kanker yang tidak dapat dideteksi). Kemoterapi diberikan segera setelah operasi untuk menghancurkan sel-sel mikroskopik ini. Kemoterapi yang diberikan dengan cara ini disebut adjuvant chemotherapy. Studi-studi akhir-akhir ini telah menunjukan peningkatan kelangsungan hidup dan penundaan dari terjadinya kembali tumor pada beberapa pasien-pasien yang dirawat dengan adjuvant chemotherapy didalam waktu lima minggu dari operasi. Kebanyakan drug regimens telah memasukkan penggunaan 5-flourauracil (5-FU). Pada sisi lain, kemoterapi untuk penyusutan dan pengontrolan pertumbuhan tumor-tumor yang menyebar telah mengecewakan. Perbaikan pada kelangsungan hidup secara keseluruhan untuk pasien-pasien dengan metastasis yang telah menyebar luas masih belum ditunjukan dengan meyakinkan.
Kemoterapi biasanya diberikan di ruang praktek dokter, dirumah sakit sebagai seorang pasien luar, atau dirumah. Kemoterapi biasanya diberikan dalam siklus-siklus dari periode-periode perawatan diikuti oleh periode-periode penyembuhan. Efek-efek sampingan dari kemoterap bervariasi dari orang ke orang, dan juga tergantung dari zat-zat (agents) yang diberikan. Zat-zat kemoterapi modern biasanya dapat ditoleransi dengan baik, dan efek-efek sampingan dapat dikendalikan. Secara umum, obat-obat anti kanker menghancurkan sel-sel yang tumbuh dan membelah dengan cepat. Oleh karenanya, sel-sel darah merah, platelets, dan sel-sel darah putih seringkali dipengaruhi oleh kemoterapi. Efek-efek sampingan yang umum termasuk anemia, kehilangan energi, mudah memar, dan suatu pertahanan yang rendah terhadap infeksi-infeksi. Sel-sel pada akar-akar rambut dan usus-usus juga membelah dengan cepat. Oleh karenanya, kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok, sakit-sakit mulut, mual, muntah, dan diare.
Terapi radiasi pada kanker kolorektal telah dibatasi pada perawatan kanker rektum. Ada suatu pengurangan terjadinya kembali secara lokal dari kanker rektum pada pasien-pasie yang menerima radiasi sebelum atau sesudah operasi. Tanpa radiasi, risiko terjadinya kembali kanker rektum adalah hampir 50%. Dengan radiasi, risikonya adalah lebih rendah ke kira-kira 7%. Efek-efek sampingan perawatan radiasi termasuk kelelahan, kehilangan rambut kemaluan (pelvic hair) sementara atau permanen (selamanya), dan iritasi kulit pada area-area yang dirawat.
Perawatan-perawatan lain telah memasukkan penggunaan infusi secara lokal dari zat-zat kemoterapi kedalam hati, tempat yang paling umum dari metastasis. Ini melibatkan penempatan suatu pompa kedalam persedian darah dari hati yang dapat mengantarkan dosis-dosis yang tinggi dari obat langsung ke tumor hati. Angka-angka respon untuk perawatan-perawatan ini telah dilaporkan setinggi 80%. Efek-efek sampingan, bagaimanapun, dapat menjadi serius. Zat-zat yang bersifat percobaan tambahan yang dipertimbangkan untuk perawatan kanker usus besar termasuk penggunaan antibodi-antibodi yang mencari kanker yang diikatkan pada obat-obat yang melawan kanker. Kombinasi-kombinasi seperti ini dapat mencari dan menghancurkan secara spesifik jaringan-jaringan tumor didalam tubuh. Perawatan-perawatan lain berusaha untuk memperkuat sistim imun, sistim pertahanan tubuh sendiri, dalam suatu usaha yang lebih efektif untuk menyerang dan mengontrol kanker usus besar. Pada pasien-pasien yang rendah risiko-risiko operasinya, namun yang mempunyai tumor-tumor besar yang menyebabkan halangan atau perdarahan, perawatan laser dapat digunakan untuk menghancurkan jaringan yang bersifat kanker dan menghilangkan gejala-gejala yang berhubungan dengannya. Zat-zat yang masih bersifat percobaan lain termasuk penggunaan photodynamic therapy. Pada perawatan ini, suatu zat yang peka terhadap cahaya diambil oleh tumor yang kemudian dapat diaktifkan untuk menyebabkan penghancuran tumor.
Perawatan Follow-Up untuk Kanker Usus Besar
Pemeriksaan-pemeriksaan follow-up adalah penting setelah perawatan kanker usus besar. Kanker dapat terjadi kembali dekat tempat asal atau pada suatu organ yang berjauhan seperti hati atau paru-paru. Pemeriksaan-pemeriksaan follow-up termasuk suatu pemeriksaan fisik oleh dokter, tes-tes darah dari enzim-enzim hati, x-rays dada, CAT scans dari perut dan panggul, colonoscopies, dan tingkat-tingkat darah CEA. Enzim-enzim hati yang abnormal dapat mengindikasikan pertumbuhan metastasis hati. Tingkat-tingkat CEA mungkin meningkat sebelum operasi dan menjadi normal segera setelah kankernya diangkat. Tingkat CEA yang meningkat secara pelan-pelan dapat mengindikasikan terjadinya kembali kanker. Suatu CAT scan dari perut dan pelvis dapat menunjukan terjadinya kembali tumor di hati, pelvis, atau area-area lain. Colonoscopy dapat menunjukan terjadinya kembali polip-polip atau kanker pada usus besar.Sebagai tambahan pada pemeriksaan terjadinya kembali kanker, pasien-pasien yang telah mempunyai kanker usus besar dapat mempunyai suatu peningkatan risiko kanker prostat, kanker payudara, dan kanker indung telur. Oleh karenanya, pemeriksaan-pemeriksaan follow-up harus termasuk area-area ini.
Komentar
Posting Komentar