Bila Anda mendengar kata cacingan, mungkin yang tergambar di benak Anda adalah seorang anak kecil berperut buncit yang berada di lingkungan kumuh. Kemudian Anda merasa lega karena pikiran Anda melayang pada si kecil yang menurut Anda berada dalam lingkungan yang higienis. Tunggu dulu! Pemeriksaan laboratorium terhadap murid-murid di 10 sekolah dasar Jakarta, sekitar 35% anak mengalami anemia. Salah satunya disebabkan oleh infeksi cacing! Nah, mulai was-was memikirkan si kecil kan?
Siapa si biang masalah?
Pertama mungkin ada baiknya ada kenal sedikit dengan kawanan sumber masalah ini. Pekenalkan : Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk) dan Necator americanus (cacing tambang / hookworm). Cacing gelang berukuran paling besar di antara ketiganya, karena sebesar pensil dengan panjang 30-40 cm. Cacing cambuk 3-4 cm dan cacing tambang 1-2 cm.
Tapi jangan salah, karena si tambang yang berukuran paling kecil justru adalah yang paling berbahaya. Infeksi pada dinding usus yang disebabkan oleh cacing tambang akan menyebabkan anemia yang paling berat.
Kok si kecil bisa cacingan?
Infeksi cacing di dalam tubuh memang sangat berkaitan erat dengan masalah sanitasi dan higienis. Mungkin Anda bersikeras sudah sangat menerapkan pola hidup higienis untuk si kecil, tapi mana tahu bila anak Anda sedang berada di luar pengawasan? Bagaimana ia bermain di sekolah? Apa yang menjadi jajanan tetapnya? Kurang lebih untuk gambaran dari mana datangnya si cacing, antara lain adalah :
Makanan seperti sayuran mentah yang terkontaminasi tinja, dicuci secara tidak bersih sehingga meninggalkan telur cacing. Misalnya sayur lalapan mentah.
Minuman yang terkontaminasi tinja dan tidak sempurna dalam proses pemanasannya (tidak sampai 100 derajat Celcius). Bisa saja kan si kecil jajan es atau minuman yang dimasak tidak benar?
Kebiasaan buruk mengemut jempol. Bayangkan berapa banyak telur cacing yang masuk ke dalam tubuh dengan suksesnya bila si kecil mengemutnya setelah selesai bermain dan tangannya kotor!
Secara fisik, kondisi anak yang menderita cacingan tidak berbeda dengan yang sehat. Apalagi di perkotaan, cenderung infeksi cacing hanya ringan sehingga tidak memperlihatkan kondisi fisik yang menyedihkan seperti di pedesaan. Pada kasus yang berat, si anak akan kelihatan sangat kurus tetapi perutnya buncit (karena berisi cacing), selain itu juga nafsu makan merosot dan selalu tampak lesu.
Walaupun begitu, bukan berarti cacingan adalah penyakit yang bisa diremehkan. Kemampuan cacing di dalam usus yang mengeluarkan toksin akan menyebabkan nafsu makan anak merosot. Dari sini akan berbuntut bukan hanya pada fisik, tapi juga pada konsentrasi anak saat belajar. Kemampuan kognitif anak akan menurun sehingga kemampuan berpikirnya pun juga akan ikut turun. Otomatis ini akan membuat prestasinya jeblok.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Sebagai orang tua, tentunya Anda harus lebih waspada dengan ancaman si cacing ini. Berikut ada sedikit tips kecil untuk memusuhi' si cacing:
* Tanamkan pola hidup sehat pada anak Anda. Bila ia sadar untuk hidup sehat dengan sendirinya, Anda tidak perlu kebat-kebit bila ia di luar pengawasan.
* Kebersihan adalah senjata dasar melawan cacing. Olah dengan baik makanan Anda. Termasuk juga mencuci dengan bersih (dengan air mengalir) bahan makanan, terutama sayur.
* Lakukan pemeriksaan feses secara berkala di laboratorium, apalagi jika Anda mulai curiga si kecil cacingan.
* Disarankan untuk minum obat cacing secara berkala dengan dosis yang tepat.
Komentar
Posting Komentar